Meningkatkan Wawasan Dengan Berbagi Pengetahuan

Jumat, 26 April 2013

Lumut Cibodas

Taman Lumut Kebun Raya Cibodas Cianjur Jawa Barat

Taman Lumut Kebun Raya Cibodas
Biasanya sebuah taman akan ditanami dengan aneka bunga, namun jika ditanami dengan aneka lumut (Bryophyte) maka akan menjadi sesuatu yang spektakuler. Keluarbiasaan inilah yang bakal kita temukan tatkala bertandang ke Taman Lumut yang berada di kawasan Kebun Raya Cibodas, Sindanglaya, Cipanas, Cianjur Jawa Barat.
Dengan areal seluas 2.500 m2, taman ini diklaim sebagai satu-satunya di dunia yang terletak di luar ruangan dan memiliki koleksi terbanyak. Taman Lumut Kebun Raya Cibodas saat ini menyimpan lebih dari 235 jenis lumut. Taman yang diresmikan pada bulan April 2006 ini persisnya terletak di blok X Kebun Raya Cibodas –sekitar 600 meter dari gerbang utama. Lokasinya tidak jauh dari Taman Bunga Bangkai dan Taman Paku-pakuan dengan kondisi tanah miring, datar, dan berair, ternaungi dan terbuka.






Johannes Elias Teysjmann
Sebagai catatan: Kebun Raya Cibodas ini didirikan oleh Johannes Elias Teysjmann pada 11 April 1852 dengan ditandai tibanya bibit pohon kina dari Belanda, Kebun Raya Cibodas dulunya bernama Bergtuin te Tjibodas atau Kebun Pegunungan Cibodas.
Saat kaki melangkah memasuki Taman Lumut Kebun Raya Cibodas –yang berada tidak jauh dari kaki Gunung Gede-Pangrango ini, maka mata akan langsung disuguhi pemandangan serba lumut. Di depan, belakang, di sisi kanan, dan kiri kita, lumut bertebaran di mana-mana. Nuansa hijau, lembab, basah, dan dingin begitu terasa. Unik, menarik sekaligus mempesona.




Taman Lumut KRC Cianjur


Dengan menerapkan rancangan cultivated landscapeyaitu pembentukan terasering atau petak-petak yang dibatasi jalan kecil dan kolam kecil, aneka lumut ditata sedemikian rupa. Ada yang menempel di batang pohon, ada yang menempel di batu-batu, tembok, dan ada pula yang tumbuh di tanah.
Sebagian besar lumut yang berada di Taman Lumut Kebun Raya Cibodas adalah lumut lokal yang tumbuh di sekitar kawasan Kebun Raya Cibodas –sebagian lainnya diperoleh dari daerah Sumatera dan Kalimantan.
Kebun Raya Cibodas, sebelum 1952.
Salah satu tujuan dibuatnya taman lumut ini adalah untuk memperkuat fungsi dan tugas utama Kebun Raya Cibodas dalam bidang konservasi secara eks situ. Selain itu, taman ini dimaksudkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan, dan rekreasi sekaligus meningkatkan nilai konservasi keragaman jenis-jenis lumut dan apresiasi masyarakat terhadap keragaman lumut.
Taman Lumut Cibodas Cianjur
Menurut Botanic Gardens Conservation International (BGCI) –lembaga amal bagi konservasi tanaman yang bermarkas di London, Inggris, Taman Lumut Kebun Raya Cibodas tercatat sebagai taman lumut satu-satunya yang terbesar dan memiliki koleksi lumut terbanyak di dunia.
Lumut yang tumbuh di Taman Lumut Cibodas ini, berjumlah tak kurang dari 178 spesies. Seluruhnya tumbuh subur di antara percikan air terjun yang menimpa bebatuan. Dari dalam mulut gua, tumbuhan tingkat rendah itu merayap hingga akar dan batang pepohonan. Walhasil, tak ada ruang bebas lumut di taman itu. Ini Taman Lumut terbesar dan satu-satunya yang berada di luar ruangan di dunia





Beberapa negara lain memang ada yang memiliki Taman Lumut –seperti Jepang dan India. Namun, areal Taman Lumut di kedua negara tersebut tidak seluas Taman Lumut Kebun Raya Cibodas. Di samping itu, koleksi lumutnya pun minim. Taman Lumut Kokedera di Kyoto, Jepang, misalnya, hanya memiliki koleksi sebanyak 22 jenis lumut. Sementara itu, Taman Lumut milik The National Botanical Research Institute di India baru memiliki koleksi 18 jenis lumut. Di Jerman dan di Singapura memang ada Taman Lumut juga, tapi berada di rumah kaca, dan koleksinya cuma tujuh spesies. Dengan demikian, Taman Lumut Cibodas ini merupakan taman lumut pertama dan terbesar di dunia.
Kokedera Kyoto Jepang
Secara ekologis, lumut sangat bergantung pada kelembaban untuk bisa tumbuh dengan baik –karena tumbuhan ini mendapatkan zat-zat makanannya dari udara. Oleh karena itu, secara umum tumbuhan ini lebih menyenangi tempat-tempat yang lembab. Untuk bisa bertahan, beberapa jenis lumut memiliki metode khusus untuk menyiasati masa kering berkepanjangan.
Di dunia ini diperkirakan terdapat sekitar 4.000 spesies lumut. Dari jumlah tersebut, setengah di antaranya tumbuh di Indonesia. Secara taksonomi, tanaman lumut berada di antara tanaman Alga dan Pterodophyta. Lumut dibagi menjadi tiga kelas yaitu Musci (Moss), Hepaticae (Liverwot) dan Anthocerotae (Hornwort). Lumut menyukai tanah dengan keasaman antara 5,0 dan 6,0. Tanaman ini tidak bakal tumbuh jika keasaman tanah melebihi dari 6,5.
Selain itu, lumut mempunyai struktur yang sederhana. Perkembangbiakannya secara vegetatif melalui potongan tubuhnya yang menyebar terbawa oleh angin atau dipungut oleh burung untuk membuat sarang.



Air Terjun di Taman Lumut KRC Cianjur

Meski keberadaannya kerap dianggap sebelah mata oleh kebanyakan orang –karena dinilai tidak menarik, lumut sesungguhnya memiliki sejumlah manfaat penting bagi lingkungan dan khazanah medis. Manfaat lumut antara lain sebagai: penyedia oksigen; penyerap air; dan penyerap zat-zat pencemar (polutan). Beberapa jenis lumut bahkan kini telah diketahui memiliki manfaat sebagai bahan obat alami untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Di antaranya adalah lumut jenis Marchantia sp. yang digunakan sebagai bahan obat untuk penyakit hepatitis dan lumut jenis Spaghnum sp. yang berkhasiat sebagai obat penyakit kulit serta penyakit mata.




Jembatan Taman Lumut KRC Cianjur Jabar


KRC Cianjur


Peta lokasi Taman Lumut KRC Cianjur Jawa Barat

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar