Meningkatkan Wawasan Dengan Berbagi Pengetahuan

Senin, 05 Januari 2015

Di Bawah Lindungan Jembatan Cinta



Nama Pulau Tidung berasal dari kata: Tidung, yang artinya “tempat berlindung”, karena pulau ini sering dijadikan sebagai tempat untuk berlindung dari perompak atau bajak laut. Ketika Fatahillah menyerbu Portugis di Sunda Kalapa, ia menggunakan pulau-pulau di Teluk Jakarta ini sebagai basis mengatur strategi. Salah satu pulaunya, adalah: Pulau Tidung. Pulau Tidung juga sering dijuluki sebagai Pulau Cinta, karena terkenal dengan “Jembatan Cinta” nya. Di lokasi inilah, mitos asmara itu diyakini. Mitos yang akan membuat pasangan agar tetap langgeng selamanya, sementara yang masih jomblo bisa dapat pasangan, atau yang baru putus bisa dapat ganti yang lebih baik.
Pulau Tidung di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Pulau Tidung, merupakan salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sebelumnya, wilayah di Teluk Jakarta ini –Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan di Kotamadya Jakarta Utara. Pada masa itu, wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam Kotamadya dan Kabupaten Administrasi. Otonomi Provinsi DKI Jakarta, diletakkan pada lingkup Provinsi dan dilaksanakan berdasarkan asas: Desentralisasi; Dekonsentrasi; dan Tugas Pembantuan. Kotamadya dan Kabupaten Administrasi, merupakan wilayah administrasi –dan bukan daerah otonomi. Sesuai dengan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota, maka Kecamatan Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari Kotamadya Jakarta Utara, ditingkatkan statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, serta pengelolaan Kepulauan Seribu –yang terdiri atas 110 pulau dengan total luas wilayah daratan sebesar 8,7 km² dalam segala aspek, antara lain: kelestarian lingkungan; konservasi sumber daya alam; ekonomi; kesejahteraan rakyat; dan sosial budaya. Dalam kaitan tersebut, untuk terwujudnya peningkatan status Kecamatan Kepulauan Seribu menjadi Kabupaten Administrasi, maka ditetapkanlah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pusat pemerintahan kabupaten ini, terletak di Pulau Pramuka –yang mulai difungsikan sebagai pusat pemerintahan kabupaten sejak tahun 2003. Terdapat dua Kecamatan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, yakni: Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan –membawahi tiga kelurahan yaitu: Kelurahan Pulau Tidung; Kelurahan Pulau Pari; serta Kelurahan Pulau Untung Jawa, dan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara –membawahi tiga kelurahan yaitu: Kelurahan Pulau Kelapa; Kelurahan Pulau Harapan; serta Kelurahan Pulau Panggang. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, mempunyai jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 20.000 jiwa yang tersebar di sebelas pulau-pulau kecil berpenghuni. Kesebelas pulau tersebut, diantaranya: Pulau Pramuka; Pulau Tidung Besar; Pulau Tidung Kecil; Pulau Untung Jawa; Pulau Pari; Pulau Lancang; Pulau Panggang; Pulau Harapan; Pulau Kelapa; dan Pulau Sebira. Selain pulau-pulau berpenghuni, terdapat pula beberapa pulau yang dijadikan sebagai pulau wisata, seperti: Pulau Bidadari; Pulau Onrust; Pulau Kotok Besar; Pulau Puteri; Pulau Matahari; dan Pulau Sepa.
Pulau Tidung, merupakan pulau terbesar dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Mulai dihuni oleh penduduknya sekitar tahun 1920-an, pada waktu itu, ada seorang penjaga pulau yang didatangkan dari Rawa Belong, Jakarta Barat. Pada tahun 1942 –saat penjajah Jepang datang ke Indonesia, penduduk Pulau Tidung sempat diungsikan ke daerah Tegal Alur Jakarta Barat. Pengungsian tersebut berlangsung selama tiga tahun, hingga tahun 1945, kemudian penduduk tersebut dapat kembali ke Pulau Tidung setelah penjajahan Jepang berakhir. Kini, Pulau Tidung menjadi pusat Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.
Dermaga Cinta, Pulau Tidung.

Akses
Untuk mencapai Pulau Tidung, dapat ditempuh dari Dermaga Marina Ancol dan Pelabuhan Muara Angke Penjaringan, Jakarta Utara. Transportasi Wisatawan dari dermaga wisata Marina Ancol, dilayani oleh kapal speedboat yang dimiliki atau bekerja sama dengan pemilik pulau resor. Waktu tempuh dari dermaga wisata Marina Ancol ke pulau-pulau yang menjadi tujuan wisata tergantung pada jarak, keadaan cuaca, dan kecepatan kapal yang digunakan. Pemberangkatan kapal dari Marina Ancol ke pulau-pulau resor, umumnya pada pagi hari jam 08.00 atau jam 09.00 dan kembali dari pulau-pulau resor menuju Marina Ancol pada jam 13.30 atau jam 14.00 –tergantung pada pulau resor tujuan. Transportasi masyarakat umum juga tersedia dari Marina Ancol dengan menggunakan kapal feri –Transjakarta Lumba-lumba dan Kerapu yang dioperasikan oleh Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Dengan Transjakarta lumba-lumba dapat ditempuh dengan waktu tiga hingga tiga setengah jam, sedangkan dengan Kerapu hanya sekitar satu setengah jam –tapi sayangnya saat ini, Transjakarta Lumba-lumba dan Kerapu sudah tidak beroperasi lagi. Sedangkan dari Muara Angke, tersedia kapal motor dan speedboat untuk mencapai Pulau Tidung –dengan jadwal keberangkatan: pagi jam 06.00 dan siang jam 13.00. Pemberangkatan dari Muara Angke ke Pulau Tidung, memerlukan waktu tempuh sekitar dua hingga dua setengah jam.
Jembatan Cinta di Pulau Tidung
Gerobak Cinta
Nelayan Cinta
Jembatan Cinta

Jembatan Cinta
Pulau Tidung, menyimpan daya tarik dari mitos yang melekat soal cinta. Label seputar mitos asmara itu, ada di salah satu obyek wisata yang dikenal dengan sebutan: Jembatan Cinta. Terletak di sisi Barat Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Jembatan Cinta menjadi penghubung antara dua pulau, yakni: Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil yang berpisah daratan –Tidung Besar selalu dipenuhi pengunjung untuk menghabiskan waktu liburan, Sedangkan Tidung Kecil merupakan tempat budidaya mangrove oleh penduduk setempat. Panjangnya, kurang lebih sekitar 800 meter. Sebelum dibangun permanen, jembatan ini dulunya masih berbahan kayu. Sekeliling jembatan kini dipancang pagar setinggi satu meter, di dominasi cat berwarna biru. Spot yang paling terkenal, yakni di jembatan yang berbentuk melengkung dengan car pagar berwarna merah muda. Tingginya, mungkin sekitar empat hingga lima meter –kolong jembatan ini bisa dilalui perahu atau speed boat kecil. Percaya atau tidak, di lokasi inilah mitos asmara itu diyakini. Konon, pasangan yang “lompat bersama” dari atas jembatan ini akan langgeng hingga ajal memisahkan mereka. Menurut masyarakat setempat, kalau belum loncat ke laut dari Jembatan Cinta, belum bisa dikatakan sudah ke Pulau Tidung.
Tepat di depan jembatan penghubung antara Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil –Jembatan Cinta, terdapat Pantai Tanjung Timur Pulau Tidung. Banyak pengunjung yang menghabiskan waktu di pantai ini, dengan bermain-main sambil menikmati pasirnya yang putih. Ketika anda merasa lapar atau haus, anda tak usah khawatir, karena di area Jembatan Cinta terdapat tenda-tenda kecil penjual makanan dan minuman atau tempat duduk untuk sekedar minum atau nongkrong. Bagi pengunjung yang berlibur dengan keluarga, pantai ini sangat cocok untuk bermain dan berenang renang. Melalui Jembatan Cinta inilah, parapengunjung dapat berjalan kaki dari Pulau Tidung Besar menuju Pulau Tidung Kecil.
Jembatan Cinta, memang menjadi salah satu destinasi wisata yang diunggulkan di Pulau Tidung. Di lokasi ini, pengunjung bisa menanti sunset di ufuk Barat –begitu menarik untuk mengabadikan momen bersama pasangan. Biasanya, yang paling ramai itu hari Sabtu –karena hari Minggu-nya, orang sudah mulai ancang-ancang pulang. Pengunjung di sini, banyak yang berasal dari Jakarta dan Tangerang. Untuk sampai ke Jembatan Cinta, parapengunjung dapat menggunakan becak motor atau jasa penyewaan sepeda. Di sepanjang perjalanan, pengunjung bisa melihat perahu-perahu milik nelayan, kebun kelapa, kehidupan sosial masyarakat setempat, dan lainnya. Tak terketinggalan untuk belanjaan aksesoris berbahan seperti: kerang laut; baju-baju; dan lainnya, bisa disinggahi dalam perjalanan menuju Jembatan Cinta. Beragam jajanan, bisa ditemukan di sini –salah satunya, makan khas keripik sukun.
Saung Cemara Kasih, Pulau Tidung.
Banyak saung-saung yang bisa dinikmati, sambil memandang pasir putih yang menjadi ciri khas tepi pantainya. Salah satunya, adalah Saung Cemara Kasih. Saung ini terletak di sebelah Barat pantai Utara Pulau Tidung, di sini terdapat pasir putih yang sangat bersih dengan air laut yang jernih. Di Saung Cemara Kasih ini, pengunjung bisa menikmati keindahan dan kenyamanan pantai yang alami dengan ditemani es kelapa muda serta disuguhi panorama pantai yang indah. Selain itu, wisata airnya juga dilengkapi dengan wahana bermain, seperti: Banana Boat, Jetski, Kano, Donut Boat, dan lainnya.
Pulau Tidung Kecil ini, tidak berpenduduk –pemerintah setempat merencanakan pulau ini sebagai pulau cagar alam. Pulau ini masih terlihat alami dan hijau, dikelilingi pohon kelapa. Di sebelah Timur pulau ini, terdapat sebuah makam yang dipercaya sebagai makam Panglima Hitam. Pulau ini menjadi ramai dikunjungi, sejak jembatan penghubung –Jembatan Cinta dibangun. Pulau ini juga, bisa digunakan untuk area kemping bagi parapetualang.
Lompatan Cinta
Ayunan Cinta
Kompas Cinta

Wisata Pulau
Pulau Bidadari, merupakan cottage apung bergaya etnik Manado. Di pulau ini, terdapat reruntuhan benteng Belanda yang bernama Martello Tower. Pulau ini disebut juga Pulau Sakit –pada zaman Belanda, dijadikan sebagai pulau karantina. Letaknya berdekatan dengan Pulau Kahyangan. Luasnya hanya beberapa kilometer persegi dan untuk mengelilinginya dengan berjalan kaki hanya dibutuhkan waktu satu setengah jam. Di Pulau ini terdapat peninggalan Portugis, yaitu sebuah benteng yang terbuat pada abad ke-17. Untuk sampai ke pulau ini, hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 hingga 45 menit dengan kapal motor yang secara rutin melayari trayek Pantai Marina ke dan dari Pulau Bidadari.
Di depan Pulau Bidadari ini, terdapat Pulau Onrust. Pulau Onrust disebut juga sebagai Pulau Sibuk –Onrust dalam bahasa Belanda, berarti: tidak tenang atau rusuh, ini dikarenakan pada masa lalunya pulau tersebut selalu terlihat sibuk siang dan malam, ada saja pekerja yang beraktivitas. Luasnya hanya 12 Ha, namun menyimpan cerita sejarah panjang. Pulau Onrust sudah terkenal sejak tahun 1618, ketika Belanda menjadikannya sebagai basis penting. Menurut catatan nakhoda kapal Endeavor, Kapten James T. Cook yang singgah di Onrust tahun 1770, di pulau ini terdapat tempat penggergajian kayu serta benteng pertahanan Belanda. Tentara Inggris pernah menyerbu pulau ini pada tanggal 8 November 1800, dan membakar habis semua bangunan. Tahun 1803, Belanda berhasil membangun kembali semua yang di porak-porandakan Inggris. Pada tahun 1810, tentara Inggris kembali menyerang pulau ini dan memusnahkan semua bangunan Belanda. Namun Belanda membangunnya kembali bahkan lebih lengkap dengan sebuah pelabuhan yang terbuat dari beton. Pulau ini, lalu semakin penting sebagai pelabuhan yang ramai. Peranannya sebagai pelabuhan mulai surut, ketika tahun 1883, Pelabuhan Tanjung Priok menggantikan fungsinya. Kemudian pada tahun 1911, Pulau Onrust beralih fungsi sebagai penjara dan pos karantina penyakit lepra. Ketika pecah perang antara Jerman dan Belanda tahun 1939, pulau ini dipakai Belanda sebagai tempat pembuangan tawanan. Kini, Pulau Onrust oleh Pemerintah Indonesia dijadikan sebagai daerah Suaka Taman Purbakala Kepulauan Seribu.
Pulau Ayer dijuluki sebagai Mutiara Kepulauan, dengan luas areal kurang dari sepuluh hektare. Letaknya berdekatan dengan Pantai Marina Ancol, dan dapat dicapai dalam waktu 30 menit saja dengan kapal motor. Pulau ini mulai dikunjungi sejak tahun 1950, bahkan semasa hidupnya, mantan Presiden Soekarno menjadikan Pulau Ayer ini sebagai tempat peristirahatannya. Mantan Presiden Soekarno juga pernah mengajak mantan Presiden Yoseph Broz Tito –dari Yugoslavia dan mantan Sekretaris Jenderal PBB, U Nu –dari Burma/Myanmar, berkunjung ke pulau ini. Cottage apung di atas air dengan gaya etnik Papua, adalah kebanggaan pulau resor yang jaraknya hanya 14 km dengan waktu tempuh setengah jam dari Marina Ancol ini. Pulau ini, merupakan salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang mempunyai sumber air tawar.
Pulau Edam atau Pulau Damar Besar –oleh orang Jakarta disebut juga sebagai Pulau Monyet, letaknya tidak jauh dari Tanjung Priok. Di pulau ini, berdiri tegak sebuah mercusuar yang disebut: Vast Licht, setinggi 65 meter. Mercusuar ini menurut catatan sejarah, dibangun pada tahun 1879 atas izin Raja ZM Willem II.
Pulau Kelor yang dulu dikenal sebagai Pulau Kherkof, terletak berdekatan dengan Pulau Onrust dan Pulau Bidadari. Jaraknya ke Pantai Ancol sekitar 1,8 kilometer atau satu jam pelayaran dengan kapal motor. Di pulau ini, terdapat peninggalan Belanda berupa galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke-17. Di sini juga terdapat kuburan Kapal Tujuh –Sevent Provincien serta awak kapal berbangsa Indonesia, yang memberontak dan akhirnya gugur di tangan Belanda.
Pantai Tanjung Timur, Pulau Tidung.



***