Meningkatkan Wawasan Dengan Berbagi Pengetahuan

Selasa, 02 Desember 2014

Karimun, Bumi Berazam



Bumi Berazam (julukan Kabupaten Karimun), menjadi gambaran dimana masyarakatnya menjunjung tinggi ajaran agama. Salah satu dari Empat Azam yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun adalah Azam Peningkatan Iman dan Taqwa. Azam ini merupakan upaya menanamkan sikap mental berbudi luhur dan berakhlak mulia serta memiliki sandaran vertikal yang kokoh, sehingga pelaksanaan pembangunan akan lebih terarah dan bertanggung jawab. Tekad ini sangat relevan dan realistis, mengingat masyarakat Karimun termasuk salah satu komunitas yang telah sejak lama dan sejak awal menerima Islam sebagai nilai-nilai kehidupan. Di pesisir Sumatera, termasuk gugusan pulau-pulau di kawasan ini, menjadikan Islam sebagai keyakinan yang melandasi semua aspek kehidupan tanpa harus tercerabut dari akar budayanya.
Pulau Karimun - Provinsi Kepulauan Riau.

Karimun, Negeri Berazam
Pulau Karimun merupakan sebuah pulau kecil yang berada di perbatasan antara Indonesia dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia. Karena kedekatannya dengan kedua negara tetangga tersebut, menjadikan Pulau Karimun sebagai salah satu tujuan wisata mancanegara serta  tempat transit bagi warga pulau sekitarnya  yang ingin menuju ke Singapura maupun Malaysia. Pulau Karimun –memiliki luas wilayah sekitar 139 km2 berada dibawah administrasi Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, yang sebagian wilayahnya telah ditetapkan sebagai salah satu wilayah tujuan investasi dengan konsep FTZ –Free Trade Zone bersama dengan Batam dan Bintan dengan sebutan BBK (Batam, Bintan, Karimun). Kabupaten Karimun sendiri memiliki luas wilayah sekitar 7.984 km², dengan luas daratan 1.524 km² dan luas lautan 6.460 km². Terdiri dari 245 pulau, dengan 73 diantaranya berpenghuni.
Kota Tanjung Balai merupakan kota utama di Pulau Karimun yang sekaligus juga sebagai ibukota dari Kabupaten Karimun. Kota Tanjung Balai di Pulau Karimun ini sering disebut dengan: Tanjung Balai Karimun –hal ini perlu ditekankan karena di Provinsi Sumatera Utara juga terdapat sebuah kota dengan nama yang hampir sama, yaitu: Tanjung Balai Asahan.
Pulau Karimun ini sudah terkenal sejak masa Kerajaan Riau-Lingga –yang berpusat di Pulau Penyengat. Pulau Karimun, pada masa lalunya, berpusat di Meral –kini menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Karimun. Jadi, bukan seperti saat ini, dimana pusat pemerintahan sudah berpindah ke Tanjung Balai Karimun, hal ini dikarenakan adanya peralihan kekuasaan yang terjadi di Kerajaan Riau-Lingga.
Nama “Karimun” awal mula ceritanya adalah: suatu ketika sebuah kapal berlayar di Selat Malaka terhantam badai, selanjutnya kapal tersebut terdampar di suatu pulau yang sekarang ini disebut Pulau Karimun Kecil. Salah seorang pedagang di kapal tersebut yang ingin menyeberang ke Pulau Jawa, bernama Sech Jalaluddin, tidak bisa melanjutkan perjalanan –karena parahnya kerusakan kapal, akhirnya terpaksa bermalam di pulau tersebut. Saat sehabis solat Shubuh, Sech Jalaluddin melihat alam sekitarnya dan betapa takjubnya dia melihat cahaya yang keluar dari gunung di pulau itu –Gunung Jantan. Warna cahayanya sangat menakjubkan, yaitu: kuning keemasan, seketika itu pula ia langsung berdoa dan mengangkat tangan dan berseru ”Yaa Allah Yaa Karim yang mulia”. Dari kata “Karim” inilah, kemudian menjadi: Karimun. Versi lainnya tentang asal-usul nama Karimun adalah: diambil dari nama sepasang suami istri –orang pertama yang mendiami pulau tersebut. Nama suami tersebut adalah “Karim” dan nama istrinya adalah “Maimun”, sehingga didapatlah nama Pulau Karimun sebagai nama pulau ini.
Kantor Bupati Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Kantor Bupati Karimun, Jalan Yos Sudarso Nomor 1 Tanjung Balai Karimun.
Kabupaten Karimun, dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999. Pada awal terbentuknya, wilayah Kabupaten Karimun terdiri dari tiga kecamatan, yakni: Kecamatan Karimun; Moro; dan Kecamatan Kundur. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 16 Tahun 2001, wilayah Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 8 kecamatan. Akhirnya, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 10 Tahun 2004, dimekarkan lagi menjadi 9 kecamatan, yakni: Kecamatan Karimun; Meral; Tebing; Kundur Kota; Kundur Utara; Kundur Barat; Durai; Moro; dan Kecamatan Buru. Kantor Bupati Karimun beralamat di Jl. Yos Sudarso No.1, Tanjung Balai, Karimun – Provinsi Kepulauan Riau Telp. (0777) 325921, 21050 Fax. (0777) 22524.

Akses
Transportasi laut, merupakan satu-satunya akses untuk menuju ke Pulau Karimun. Terminal Ferry utama yang digunakan, adalah: Ferry Terminal Tanjung Balai Karimun –yang berada di Pusat Kota Tanjung Balai. Dari Jakarta, terdapat kapal Km. Kelud yang melayani Transportasi antara Jakarta dan Karimun. Beberapa Kota Lain di Pulau Sumatera, seperti: Dumai; Selat Panjang; Pekanbaru (Riau); Kuala Tungkal (Jambi), juga mempunyai akses jalur transportasi laut ke Pulau Karimun. Sedangkan dari Kota Batam, dapat menggunakan Terminal Ferry Sekupang dengan banyak pilihan operator Ferry serta jadwal keberangkatan yang lebih padat, diantaranya, adalah: Dumai Express; Mikonatalia;  dan Batam Jet –dengan waktu perjalan sekitar setengah jam. Disamping itu juga, dapat menggunakan Terminal Ferry Harbour Bay dengan menggunakan Kapal Mv. Oceanna yang memiliki 5 trip jadwal keberangkatan dengan 80 menit waktu perjalanan. Dari Tanjungpinang, untuk menuju ke Pulau Karimun, dapat juga menggunakan operator pelayaran Mv. Arena dari Terminal Ferry Sri Bintan Pura.
Pelabuhan Balai Karimun
Oplet merupakan angkutan umum utama di Pulau Karimun, dengan trayek Tanjung Balai – Meral, yang menggunakan warna biru sebagai tanda pengenalnya –sedangkan trayek Tanjung Balai – Tebing, menggunakan warna coklat sebagai tanda pengenal jalur trayeknya. Selain oplet, Bus juga merupakan salah satu moda transportasi yang penting di Pulau Karimun. Bentuk bus  di Pulau Karimun sangat unik dan berbeda dengan bus pada umumnya –sangat cocok sebagai icon khusus Pariwisata Karimun. Bus Karimun tidak mengambil penumpang –seperti halnya angkutan umum oplet, tetapi pada umumnya bus ini dipakai oleh masyarakat Karimun untuk: rekreasi ke tempat wisata; acara pernikahan; dan sering juga di pakai sebagai bus untuk mengangkut parawisatawan. Ojek, juga terdapat di Pulau Karimun.
Pulau Karimun tidak memiliki Shopping Center atau Mall yang besar, yang ada hanya Supermarket atau Departemen Store Swalayan, seperti: Padi Mas Department Store dan Indo A Yani Swalayan  & Department Store. Pusat perbelanjaan, dapat ditemukan di sepanjang Jalan Nusantara yang berbentuk rumah toko –Ruko. Hampir semua keperluan, dapat ditemukan di pusat pertokoan Jalan Nusantara ini. Disamping pertokoan di Jalan Nusantara, Jalan Ahmad Yani –yang merupakan jalan utama di Kecamatan Meral Karimun (sekitar 20 menit perjalanan dari Ferry Terminal dengan menggunakan oplet) juga memberikan pengalaman berbelanja yang sama dengan Jalan Nusantara di Tanjung Balai Karimun.
Tempat-tempat Wisata alam yang terdapat di Pulau Karimun diantaranya adalah Pantai Palawan, Pantai Pongkar dan Air Terjun yang berada di Gunung Karimun (Gunung tertinggi di Propinsi Kepri) sedangkan Wisata Religius diantaranya adalah Masjid Baitul Karim dan Vihara Sasana Diepa.
Monumen 9 Pilar di Coastal Area Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Coastal Area Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Masjid Baiturrahman, Kecamatan Meral - Karimun Kepri.
Tugu Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ), Kelurahan Teluk Air, Kecamatan Karimun - Kepri.
Tugu MTQ dari kejauhan

Destinasi Wisata
Prasasti Pasir Panjang Batu 36
Prasasti Pasir Panjang yang terletak di Desa Meral, Kabupaten Karimun, dapat dijadikan opsi untuk tempat wisata. Prasasti yang pertama kali ditemukan oleh KF Holle ini –tahun 1873,  berbentuk tulisan yang bercorak di atas batu di dinding bukit, terletak kurang lebih dua meter dari permukaan tanah dengan ukuran 137 cm x 93 cm dengan masing-masing hurup berukuran sekitar lebarnya mencapai 28 cm dan tinggi 34 cm dengan kedalaman goresan sekitar 0-1 cm. Tulisan yang ada di batu itu sepertinya memiliki makna tersendiri, karena bertuliskan huruf-huruf aneh.
Prasasti  berupa tulisan yang dipahat di atas batu granit raksasa yang terletak di kaki Gunung Jantan  ini, diyakini telah ada sejak abad ke-9 atau ke-10. Ditemukan pertama kali oleh seorang ahli pertanian berkebangsaan Belanda bernama K.F Holle. Penemuan itu kemudian pada 14 juli 1873 dilaporkan oleh K.F Holle ke Pemerintah Bataviaasch Genootehap van Koonstenen Wetenschapen di Batavia. Selanjutnya dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, gambar prasasti itu telah sampai di British Museum yang akhirnya menarik para peneliti datang ke Karimun untuk melakukan kajian dan penelitian. Tulisan di prasasti itu terdiri dari enam baris terpisah.  Oleh ahli sejarah Dr. J Brandes berhasil ditranskripsi dan diterjemahkan. Bunyinya: Mahayanika. Galayantritasri. Gautamasripada. Mahayanika. Golapanditasri. Gautamasripada.  Ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, prasasti itu diduga ditulis oleh seorang rohaniawan Budha yang intinya bertemakan pemujaan kepada sang Budha Mahayana. Sekarang, tempat berdirinya prasasti itu, dijadikan sebagai lokasi beribadah bagi para penganut agama Budha hingga menarik parawisatawan dari etnis India dan Tionghoa untuk datang melakukan ritual  doa  minta kesehatan, keselamatan dan  kemurahan rejeki. Oleh pemerintah setempat, prasasti bersejarah yang telah berusia sepuluh abad itu telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang keberadaannya dijaga dan dilindungi. Untuk datang ke sana, kita harus lebih dulu meminta ijin ke security  PT Karimun Granit di pos penjagaan –karena lokasinya memang berada di dalam kawasan perusahaan penambangan granit tersebut. Untuk diketahui, PT Karimun Granit telah melakukan penambangan  granit di bawah kaki Gunung Jantan, sejak awal tahun 1970-an.
Makam Orang Kuat
Makam Si Badang yang berada di Pulau Buru, wilayah Kabupaten Karimun, diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang hulubalang Kerajaan Riau Lingga bernama Badang yang pada masanya dikenal gagah berani dan memiliki kesaktian tinggi. Dari kota Buru, makam ini bisa dicapai sekitar setengah jam dengan menggunakan sepeda motor. Para tukang ojek tentunya dengan senang hati, akan mengantarkan Anda ke Makam Si Badang. Pada bagian depan makam ini, terdapat sebuah gapura yang bertuliskan: “Situs Cagar Budaya Makam Badang Pulau Buru”. Gapura ini dicat warna kuning, sama persis dengan warna tempat makam si Badang berada. Sementara bagian lis-nya dibaluri warna hijau terang, terlihat bersih, rapi dan asri. Makam lainnya adalah Makam Keramat Tebing. Makam keramat ini terletak di kawasan Pantai Gading di Desa Gading, yang dapat ditempuh dari Tanjung Batu selama setengah jam melalui perjalanan darat. Keunikan dari makam keramat di Desa Gading ini adalah bila menaiki tangga ke arah makam maka jumlahnya tidak akan sama dengan hitungan anak tangga ketika menuruninya.
Telapak Kaki Badang, Karimun - Provinsi Kepulauan Riau.
Makam Badang, Karimun Kepri.
Sumber Air Panas Tanjung Utan
Sumber mata air panas ini, terletak di Desa Tanjung Hutan Kecamatan Buru. Sudah dikelola dalam bentuk sebuah kolam, sehingga pengunjung lebih mudah untuk memanfaatkannya. Apalagi kolam pemandian air panas ini berada jauh dari kebisingan kota, sehingga sangat cocok untuk relaksasi.  Di sekeliling kolam, terdapat suasana perkampungan yang unik dan masih alami.
Masjid Pulau Buru
Masjid Buru terletak di Desa Buru, merupakan masjid yang tertua di daerah Karimun. Masjid ini lebih dikenal dengan sebutan Masjid Buru –karena terletak di Pulau Buru. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman Muazamsyah (1883-1911), namun tidak diketahui secara pasti tahun berapa masjid ini mulai didirikan. Pada saat ini, masjid masih berfungsi dengan baik dan dapat menampung sekitar 100 orang jamaah.
Air Terjun Pongkar
Air terjun  di Kecamatan Tebing ini adalah tempat menarik yang berdekatan dengan Gunung Jantan, serta terletak di hutan lindung. Dari Tanjung Balai Karimun menuju air terjun tersebut,  dapat dicapai dengan menggunakan: bus; taksi; atau bersepeda motor, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari Tanjung Balai Karimun. Terdapat rumah makan, taman rekreasi dan kolam renang yang kecil di sekitar air terjun. Taman rekreasi dan air terjun ini selalu dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara untuk bersantai. Untuk dapat mencapai ke lokasi air terjun, pengunjung harus berjalan kaki menyusuri bukit yang mendaki. Di sepanjang jalan menuju lokasi air terjun, bisa dijumpai sungai-sungai kecil yang airnya jernih.
Pantai Pongkar
Pantai Pongkar –terletak di Kecamatan Tebing, merupakan salah satu pantai terbaik yang dimiliki Karimun. Pasir Pantai Pongkar, berwarna putih. Obyek wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan transportasi lokal, seperti: bus; taksi; dan kendaraan roda dua, lebih kurang  30 menit dari Kota Tanjung Balai Karimun. Di sekitar objek terdapat panggung untuk atraksi kesenian daerah dan guest house untuk wisatawan yang ingin beristirahat atau menikmati suasana pantai lebih lama.
Pantai Pelawan
Pantai ini terletak di Pangke, Meral, Tanjung Balai Karimun. Pantai Pelawan ini, merupakan salah satu dari dua pantai yang ada di Desa Pangke –kurang lebih, 5km dari Kantor Desa Pangke. Objek wisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat Kabupaten Karimun pada akhir pekan ini, termasuk ke dalam wilayah Kampung Tengah Barat III. Objek wisata ini merupakan pantai yang mampu menarik banyak wisatawan, bukan hanya wisatawan dalam negeri saja, namun juga wisatawan mancanegara. Objek wisata tersebut, menjadi penopang perekonomian banyak warga yang tinggal disekitar pantai tersebut dengan menjajakan fasilitas seperti pelampung dan jajanan bagi wisatawan.

Kuliner
Kuliner di Karimun, berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Jika di Pulau Jawa untuk sarapan adalah nasi, tapi di Karimun, sarapan pagi bisa dengan: kuih muih (epok-epok, putu piring, roti goreng, dan sebagainya) serta makan lainnya, seperti: nasi lemak; lakse; dan pulut berinti. Bila anda datang ke Tanjung Balai Karimun, jangan lupa untuk mencicipi makanan khas yang enak, lezat, dan penuh cita rasa ini –yang pasti dijamin anda ketagihan. Gulai Asam Pedas, mungkin kita sering mendengar masakan gulai ikan, tapi masakan gulai khas Kepulauan Riau berbeda dengan masakan gulai lainnya. Rasanya yang lezat, sekaligus bikin kita ingin berulang-ulang untuk menghirup kuahnya yang terasa sangat segar. pada umumnya kunci kenikmatan gulai asam pedas Melayu, adalah: ikan lautnya yang segar. Nasi Goreng Kampung, nasi goreng ini memang makanan biasa tapi nasi goreng kampung ini memiliki bumbu sederhana dan simpel dengan aroma khas, yaitu: belacan –terasi. Nasi Lemak, biasanya nasi lemak dimakan pada saat pagi hari atau untuk sarapan, nasi ini dimasak menggunakan: sambal bilis; santan; dan telur. Lemang, adalah makan kuih muih yang ada di Karimun. Biasanya, lemang dimakan atau dibuat disaat momen- momen tertentu,  seperti: bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Lemang dibuat dengan cetakan bambu. Laksa, laksa ada dua macam, yaitu: ada laksa kuah dan laksa goreng. Laksa ini, adalah mie yang dibuat dari sagu. Makanan khas Melayu ini sangat sederhana, namun memiliki rasa yang gurih dan mantap. Biasanya, laksa disajikan beserta sambal belacan. Kue Pulut Berinti, inilah makanan khas Kepulauan Riau –khusus Tanjung Balai Karimun, yang masih kental dengan budaya Melayunya. Roti Kirai (Roti Jala), makanan ini sungguh-sungguh sedap. Makanan Melayu itu selalu simpel, tapi rasanya dahsyat. Bentuknya yang unik pun, bikin kita semakin penasaran untuk menambah terus. Roti Jala khas Timur Tengah, bentuknya menyerupai jala –roti ini juga disajikan sebagai pendamping kari atau Gulai. Roti Prata, merupakan santapan yang dapat disajikan pada saat sarapan, makan siang atau bahkan pada saat makan malam. Roti Prata ini biasanya disajikan bersama kari atau Gulai. Mie Lendir, tempat favorit makan mie ini adalah di dekat Pasar Sri Karimun –samping masjid, rasanya sungguh sedap. Sebenarnya mie lendir ini awalnya populer di Tanjungpinang, namun makin lama makin berkembang di Batam dan  Karimun. Mie Siam Kuning, mie siam ini makanan yang terbuat dari bahan mie suun, berwarna kuning dan biasa disajikan bersama kuah tauco. Pacri Nanas, makanan pacri nanas biasa disajikan pada saat kenduri. Masakan Melayu adalah masakan yang penuh lemak dan berkolesterol, sehingga berkemungkinan untuk kolesterol tinggi, dan nanas merupakan buah yang bisa mengurangi kolesterol, untuk itu biasanya orang Melayu selalu menyajikan pacri nanas di acara-acara tertentu.
Makanan-makanan ini, harus selalu dilestarikan. Dengan pengetahuan yang baik, kita dapat juga mengembangkan makanan khas Karimun ini dengan memperkenalkan kepada khalayak agar lebih dapat dikenal ke belahan dunia manapun.
 
Karimun, Negeri Berazam.


***

3 komentar:

  1. selamat malam kami dari redaksi bidikindonesia.com,kami tertarik dengan tulisan yang anda buat,untuk itu mohon ijin kami copy paste di media kami.sblm nya kami ucapkan terimakasih

    BalasHapus
  2. selamat malam kami dari redaksi bidikindonesia.com,kami tertarik dengan tulisan yang anda buat,untuk itu mohon ijin kami copy paste di media kami.sblm nya kami ucapkan terimakasih

    BalasHapus
  3. Tg balai Karimun, 2 tahun di sana & menjalani kehidupan di sana & ttp teringat selalu akan kenangan yg mendalam di sana meskipun sy berada di Bandung...

    BalasHapus