Meningkatkan Wawasan Dengan Berbagi Pengetahuan

Senin, 27 Juli 2015

Rancabuaya, the Hidden Paradise



Banyak wisatawan, yang tidak pernah terlintas untuk mengunjungi "the hidden paradise" di Garut Selatan ini. Memasuki area wisata Pantai Rancabuaya, kita terasa memasuki pantai yang belum banyak tersentuh oleh modernisasi pembangunan, keasrian dan keaslian suasana benar-benar sangat terasa. Keheningan pagi dan keindahan alam, membuat kita serasa menjadi lebih dekat dengan Tuhan Sang Pencipta Alam. Yach… Pantai Rancabuaya, memang sebuah syurga yang tersembunyi.
Pantai Rancabuaya, Garut.

Pantai Rancabuaya
Lokasinya terletak di Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut –sekitar setengah jam, waktu yang dibutuhkan untuk menuju lokasi ini dari Desa Sukarame. Akses ke Pantai Rancabuaya, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Kendaraan minibus jurusan Garut-Rancabuaya, dapat ditemui di terminal Guntur Garut. Dari Kota Garut menuju pantai, berjarak kurang lebih 105 kilometer. Namun, perjalanan panjang itu akan terbayar oleh berbagai keindahan alam Garut, berupa: pegunungan; perkebunan teh; bukit-bukit; serta hutan yang sejuk. Sebenarnya untuk menuju Pantai Rancabuaya, bisa ditempuh melalui dua jalur yang sangat berbeda kondisinya dan memiliki keindahan serta tantangan untuk melaluinya. Jalur pertama, melalui rute: Bandung-Garut-Cikajang-Pamengpeuk-Pantai Santolo dan Pantai Rancabuaya. Jalur ini memiliki kelebihan, yaitu: kondisi jalan utama yang mulus; pemandangan yang indah sepanjang perjalanan Cikajang hingga Pamengpeuk; dan bonus air terjun yang cukup tinggi. Jalan berkelok-kelok menuruni punggung bukit, dan dikejauhan terlihat pemandangan perkampungan dengan sawah yang indah. Sementara jalur kedua, kita bisa melalui jalur: Bandung-Pangalengan-Cisewu-Pantai Rancabuaya. Jalur ini sangat membutuhkan keahlian dalam hal mengemudi kendaraan, dan mengharuskan kondisi kendaraan yang prima. Ada beberapa air terjun yang berada di tepi jalan utama, dan akan terlihat besar ketika musim hujan tiba. Jika ingin sedikit berpetualang, disarankan agar mencoba jalur ini, sangat menantang dan ada nuansa adventure yang memicu adrenalin kita. Setelah melewati jalur yang sempit dan tikungan tajam serta jurang yang cukup dalam, kita akan memasuki Kecamatan Cisewu dan tak berapa lama akan disuguhi pemandangan yang indah yaitu suasana pedesaan dan air terjun yang berair jernih dan menyegarkan. Setelah memasuki Desa Sukarame, akan kita temui pertigaan –ke arah kiri ke Bungbulang, sementara ke arah kanan menuju Pantai Rancabuaya. Perjalanan setelah Desa Sukarame, terasa lebih nyaman karena kondisi jalan lebih bagus dan lurus. Saat kita mulai menuruni bukit, dikejauhan terlihat keindahan Pantai Rancabuaya seolah menanti kedatangan kita. Pemandangan yang indah serasa menghilangkan kepenatan perjalanan yang sangat melelahkan. Ingin rasanya segera sampai di pantai dan merasakan kesegaran air lautnya.
Tour de' Rancabuaya Beach
Pantai Rancabuaya ini, di sebelah Baratnya, langsung berbatasan dengan Samudera Hindia –sehingga memiliki ombak yang cukup besar.  Sementara di Utara, berbatasan dengan Desa Caringin. Sedangkan di Selatan dengan Desa Indralayang, serta di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sinarjaya. Setibanya di pantai, kita akan disambut dengan pasir putih pantai yang halus nan lembut. Begitu pula hamparan laut berwana biru, ditambah dengan kondisi air laut yang jernih nan bersih. Kemiringan pantai yang landai, juga ketinggian gelombang rata-rata satu meter, jejeran batu karang, serta banyak ditumbuhi rumput laut dan ganggang hijau sebagai flora dominan. Biota laut lainnya yang dapat kita temukan, seperti: kepiting; bintang laut; ikan; dan masih banyak lainnya. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh parawisatawan yang berkunjung, antara lain: hiking; tracking; dan menikmati pemandangan. Yang menarik dari pantai ini adalah banyaknya batuan karang yang cukup besar, juga terdapat tebing batuan yang cukup tinggi dan yang istimewa dari pantai ini adalah adanya curug –air terjun yang langsung menghadap kepantai. Keindahan panorama alam yang membentang sejauh mata memandang dapat kita nikmati dengan nyaman.
Biota Laut
Pantai Rancabuaya sendiri merupakan pantai pelabuhan, sehingga parawisatawan bisa mendapatkan ikan hasil tangkapan langsung dari nelayan ataupun dari warung di sekitar pantai –sebagian besar masyarakat sekitar Pantai Rancabuaya, bermata pencaharian sebagai nelayan. Banyak restoran dan tempat makan di sekitar pantai, yang menghidangkan menu seafood dan es kelapa –paling mantap dinikmati sore hari, sembari menunggu terbenamnya matahari. Banyak pula spot-spot menarik, yang bisa dijadikan tempat berfoto. Untuk penginapan, tidak perlu khawatir, karena di sekitar Pantai Rancabuaya terdapat vila dan penginapan yang dapat disewa per malam. Fasilitas lainnya yang terdapat dipantai ini, seperti: kios cinderamata; toilet; tempat parkir; shelter; dan masih banyak lainnya. Parawisatawan bisa menikmati keindahan alam pantai dari pagi, siang, sore, hingga malam hari.
Gerbang Pantai Puncak Guha, Rancabuaya Bungbulang.

Puncak Guha
Masih dekat dengan komplek wisata Pantai Rancabuaya, terdapat satu obyek wisata lainnya, yakni: Puncak Guha –sekitar dua km ke arah Timur. Sebuah pantai yang berada di kawasan Garut Selatan ini, memang tidak seterkenal dengan pantai-pantai lainnya di Kabupaten Garut. Namun untuk urusan keindahan alam, Pantai Puncak Guha bisa melebihi pantai lainnya. Keindahan pantai ini, setara dengan keindahan pantai di Pulau Bali. Bila berada di atas tebing, kita bisa memandang bebas ke arah pantai Selatan tanpa halangan apapun. Memandang birunya laut dan langit serta awan putih di ujung cakrawala, memberikan rasa lega dan bebas menyaksikan keindahan alam sekitar kita. Hanya debur ombak dan desiran angin laut yang menemani kita dalam kesendirian, seolah menyatu dengan alam sekitar, dan terasa betapa kecil dan tidak berdayanya kita dibandingkan alam ciptaan-Nya. Terlihat ombak putih berirama, teratur, bergulung-gulung putih menuju pantai, seolah pantai menyambut kedatangan ombak dengan pelukan kehangatan. Keindahannya masih ada, ketika kita sedikit beranjak ke arah Timur, ada pantai yang benar-benar masih natural, dan tidak tersentuh modernisasi, tetapi keindahannya sangat jelas dan seolah menarik kita untuk datang dan menikmati belaian ombak pantai laut Selatan.
Untuk mencapai pantai ini, tidaklah sulit. Selain di pinggir jalan, lokasinya agak sedikit berada di dataran tinggi. Jalannya lumayan cukup menanjak dengan tanah merah serta disekitar pinggir kiri kanannya ditumbuhi rumput yang mulai menguning terpapar sinar matahari. Setelah beberapa meter, nampak pintu gerbang kusam terbuat dari beberapa batang bambu. Di bagian atas gerbang tertulis "Selamat Datang di Puncak Guha". Pemandangan Pantai Rancabuaya dan pantai-pantai di sepanjang jalan Garut-Tasikmalaya, terlihat begitu menakjubkan dari Puncak Guha ini. Keagungan Tuhan begitu kentara, ketika berdiri di salah satu tebing yang menghadap pantai Selatan Jawa. Angin yang berhembus menerpa wajah, membuat siapapun merasakan kesejukan yang begitu kuat ditengah teriknya matahari. Sejumlah bangunan saung dan pagar, sengaja dibangun di Puncak Guha. Sayang, keberadaannya sudah mulai rusak. Temboknya banyak yang copot, dimakan usia. Namun semuanya itu tidak menjadi pusat perhatian, yang diperhatikan hanyalah pemandangan pantai yang begitu menakjubkan.
Savana –padang rumput khas pantai, nampak menghijau, diselingi tanaman pandan laut yang berduri memberikan pemandangan yang lain. Konon, menurut masyarakat setempat, di bagian dinding yang menghadap pantai Selatan terdapat goa yang dipenuhi lalay –codot/kelelawar. Tebing yang cukup curam, membuat hati agak ciut untuk turun ke bibir goa Tak heran, keberadaan puncak itu disebut Puncak Guha oleh masyarakat setempat. Melihat keindahan tiada tara, parapengunjung dapat berlomba-lomba untuk mengambil momen tersebut dengan kamera yang dimiliki maupun kamera handphone. Atau, mencoba narsis minta difoto bareng di depan kendaraannya masing-masing. Menginjakkan kaki di Puncak Guha, sekalipun hanya beberapa saat, namun mampu memberi energi parapengunjung untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Konon, Puncak Guha ditemukan sejak tahun 1990-an. Namun belum terekspos luas, sehingga kurang ada kepedulian dari pemerintah Kabupaten Garut. Walaupun ada sejumlah bangunan saung tembok dan pagar, namun kondisinya sudah memprihatinkan. Bahkan akses menuju ke Puncak Guha, belum mendapat sentuhan pemerintah untuk dibuatkan jalan aspal sampai ke Puncak Guha dari jalan Raya Lintas Jabar Selatan. Jika Puncak Guha mendapat sentuhan investor yang kreatif dan inovasi, bukan tidak mungkin akan menjadi objek wisata incaran wisatawan luar negeri.
Gunung Wayang, Pakenjeng Garut.

Gunung Wayang
Sebuah batu besar, tampak menjulang di Kecamatan Pakenjeng –warga sekitar menyebutnya Gunung Wayang. Gunung setinggi sekitar 2.000 meter dan luas 2,5 hektar itu, diyakini sebagai “karuhun” tokoh pewayangan. Menurut warga, dalang kondang Asep Sunandar Sunarya –almarhum pernah berkunjung gunung itu. Informasi itu, tidak dibantah oleh kuncen –juru kunci yang tinggal tidak jauh dari gunung. Konon disebut Gunung Wayang karena setiap malam Selasa dan Jum’at, acapkali terdengar suara gamelan pengiring pementasan wayang. Namun, suara gamelan itu, kini sudah tidak terdengar lagi –seiring ramainya perkampungan. Konon, siapa saja yang akan pentas –serta melewati gunung tersebut selalu saja mendapat halangan. Namun, setelah mendoakan Dalem Darpa Wayang –karuhun Gunung Wayang, maka dalang dan kru pementasan akan menjadi lancar. Untuk mencapai puncak gunung, tidaklah sulit. Dengan jalan kaki, –sekitar  setengah jam-an, akan dijumpai sejumlah bebatuan, perkebunan warga, dan tempat ziarah makam Embah Dalem. Akan tetapi, kondisi Gunung Wayang sekarang sangat mengkhawatirkan karena ada saja tangan-tangan jahil; penambang batu; dan penebas pepohonan.
Ada legenda menarik dari Gunung Wayang ini, yakni: kisah Putri Teja Nirmala. Pada jaman dahulu, ada sebuah kerajaan kecil di lereng Gunung Wayang. Raja, bernama sang Prabu Jaga Lawang,  ia dikenal arif dan bijaksana. Dia memiliki putri tunggal, bernama  Putri Teja Nirmala. Dia adalah orang yang sangat terkenal karena kecantikannya, tetapi dia belum menikah. Suatu hari, prabu memutuskan untuk mengadakan sayembara. Pemenang sayembara adu kekuatan tersebut, dimenangkan oleh Pangeran Gagak Taruna atau Pangeran Raden Bagus Begawan. Semua rakyat yang melihat, spontan bersorak-sorai karena Putri Teja Nirmala telah menemukan cinta sejatinya. Sebuah pesta pernikahan yang mewah, telah dipersiapkan. Sayangnya, peri jahat membunuh Pangeran Raden Bagus Begawan. Ketika Putri Teja Nirmala mendengarnya, dia sangat sedih. Peri yang baik, membawa jasad sang pangeran ke kahyangan dengan mengajak serta Putri Teja Nirmala. Bila Putri Teja Nirmala rindu bertemu ayahnya, maka dapat menjumpai sang prabu di puncak Gunung Wayang setiap bulan purnama tiba. Cerita berlanjut, bahwa pada malam purnama, rakyat dapat mendengar suara musik di udara di atas dari puncak gunung –hal ini menunjukan, bahwa sang prabu dan putrinya sedang bertemu satu sama lain sampai fajar terbit, saatnya bagi mereka untuk berpisah. Sang prabu dan Putri Teja Nirmala akan berjumpa kembali, dimalam bulan Purnama berikutnya.


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar