Saat
Charlie Chaplin berkunjung ke kota kecil ini, dia merasa takjub dengan keelokan
lanskapnya yang mirip dengan di Negara Swiss. Ia menyebut kota kecil ini dengan
julukan, Switzerland van Java. Dikalangan orang Belanda, keindahan kota kecil
ini sudah familiar bagi mereka. Mereka menyebutnya: Mooi. Sementara itu, Ir.
Soekarno sang presiden pertama RI, menjulukinya sebagai kota: Indah; Tertib;
Aman; dan Nyaman (INTAN). Sejumlah julukan lainnya pun, melekat pada kota kecil
ini. Dialah, Kota Garut. Switzerland van Java; Mooi Garoet; dan Kota Intan.
Santolo, Pameungpeuk - Garut. |
Bintang komedi dari Hollywood Amerika
Serikat, Charlie Chaplin, pernah dua kali melakukan kunjungan ke Kota Garut.
Kunjungan pertama pada tahun 1927 dengan Mary Pickford –artis Kanada, pemenang Piala Oscar, kunjungan keduanya pada tahun
1935 bersama istrinya sendiri Paulette Goddard. Di Eropa, keindahan Garut
sebagai tempat untung melancong, sudah sangat terkenal. Tercatat beberapa tokoh
yang pernah mengunjungi Kota Garut ini, antara lain: PM Perancis Georges Clemenceau,
pada tahun 1920; Raja Leopold III dan Putri Astrid dari Belgia, pada tahun
1928; serta penyanyi wanita Renate Muller dan penyanyi pria Hans Albers –kedua-duanya dari Jerman, tercatat pernah mengunjungi Garut. Dikalangan orang
Eropa, Garut dikenal sebagai Swiss van Java –Swissnya Jawa; dan Mooi Garoet –Garut
yang Indah.
Tugu Garut Kota Intan, Tarogong Garut. |
Wisata
Pantai
Pantai Santolo Indah yang terletak di Pameungpeuk,
tepatnya di Kecamatan Cikelet sebelah Selatan pusat Kota Garut. Jarak pantai
ini dari kota Garut sekitar 80 km dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat
kurang lebih 3,5 jam. Dari Terminal Guntur Garut, bisa menggunakan angkutan
umum mikrobus –elf jurusan Pameungpeuk.
Meskipun cukup jauh, namun suasana perjalanan menuju ke pantai ini sangat
memanjakan mata dengan pemandangan yang menyajikan pegunungan dan jalan berkelok-kelok. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang lembut dan
memanjang dari Barat ke Timur. Di sana terdapat tempat berlabuh dan
berkumpulnya para nelayan tradisional. Selain itu, di kawasan pantai ini juga
terdapat sebuah stasiun tempat peluncuran roket milik LAPAN (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional).
Pulau Santolo Indah, Desa Mancagahar, Pameungpeuk - Garut. |
Bergerak ke arah Selatan, kita dapat
menyeberangi pulau yang biasa disebut dengan Pulau Santolo. Untuk
menyeberanginya, kita dapat menyewa perahu nelayan. Di Pulau Santolo ini memang
agak berbeda keadaan pantainya, meskipun tetap berpasir putih dan masih jernih
airnya tetapi penuh dengan batuan karang. Jangan takut, masih tetap indah kok,
sebab di sini spot paling cocok untuk camping bagi yang memiliki jiwa
petualang.
Selain kita bisa menikmati suasana
pantai yang tenang, di Pulau Santolo juga terdapat muara Cilaut-eureun yang
cukup populer. Dinamakan Cilaut-eureun –air
laut yang berhenti karena air laut di muara ini bergerak bukan menuju laut,
melainkan kembali lagi ke arah muara. Sederhananya biasa disebut air laut yang
mengalir ke darat, dengan ombak yang tenang. Konon peristiwa seperti ini hanya
bisa ditemukan di dua tempat, yakni di Santolo Garut dan Perancis.
Pantai Taman Manalusu menawarkan
keindahan alam yang begitu mempesona. Selain panorama alamnya, pantai ini
memiliki bunga karang dan rumput laut yang tumbuh di sepanjang bibir pantai
pada kedalaman tertentu sehingga disebutlah sebagai taman pantai. Pantai Taman
Manalusu juga kaya dengan ikan hias. Ikan hias ini tidak perlu dicari jauh
sampai ke tengah laut, ikan-ikan ini ada di sela-sela karang yang terhampar sepanjang
pantai. Ikan-ikan ini terbawa gelombang pasang dan terjebak di karang-karang
ketika air laut menyusut, makanya bila kita berwisata pantai ini, jangan lupa
untuk membawa alat penangkap ikan kecil, supaya kita bisa ikut rame-rame
seperti wisatawan lainnya yang sibuk menangkap ikan hias dengan alat seadanya.
Pantai Gunung Geder, pantai yang asli
seperti belum terjamah oleh manusia. Karena belum terawat dengan baik, jadi
suasananya apa adanya.
Pantai Karang Tepas, tempat ini hanya
bisa diakses melalui jalan setapak. Karang Tepas sungguh menakjubkan, serasa
sedang berada di depan geladak kapal yang sedang menerjang ombak. Tepas dalam
bahasa sunda berarti teras depan rumah dan memang Karang Tepas seperti teras
yang menghadap lautan lepas. Sebagian warga sekitar sering menggunakan tempat
ini sebagai tempat untuk memancing ikan.
Pantai Karang Sebrotan terletak di
sebelah Barat Karang Tepas. Nama Karang Sebrotan diambil karena ombak yang
menghantam karang ini seperti menyemprot kembali ke atas karang.
Pantai Sodong Parat terletak di sebelah
Barat Karang Sebrotan. Obyek wisata ini merupakan sebuah karang besar dan di
bawahnya terdapat lubang yang tembus dari sisi satu ke sisi lainnya atau dalam
bahasa sunda biasa di sebut parat.
Pantai Cicalobak lokasinya tidak jauh
dari Sodong Parat dan berada tepat di samping jalan raya lintas Selatan menuju
Rancabuaya –dari arah Cijayana. Pantai
Cicalobak merupakan teluk kecil dengan batu karang di samping kiri-kanannya. Karena
menjorok ke darat, dengan ombak lautnya tidak terlalu besar serta airnya pun
dangkal, sehingga relatif aman untuk berenang.
Pantai Rancabuaya, merupakan tujuan
utama dari sebagian besar wisatawan yang berwisata ke Pantai Selatan Garut. Selain
keindahannya, pantai ini juga sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap dari
mulai penginapan hingga rumah makan berjajar di sepanjang sisi pantai. Kita
juga bisa membeli ikan di sini, karena terdapat pelabuhan kecil yang cukup
ramai.
Pantai Cidora, terletak tidak jauh dari
Pantai Rancabuaya. Ada sebuah turunan ke kanan sebelum memasuki Pantai
Rancabuaya, kita bisa menjangkau Pantai Cidora dengan berjalan kaki dari
Pelabuhan Rancabuaya –karena masih satu
area. Jika kita lebih senang dengan suasana yang tidak terlalu ramai, maka
Cidora merupakan tempat yang cocok.
Wisata
Bukit dan Gunung
Puncak Guha merupakan sebuah bukit yang
berada tepat di bibir Pantai Cicalobak dan di bawahnya terdapat goa. Di goa ini
terdapat banyak sekali lalay –kelelawar
dan kita bisa melihatnya dari atas –terdapat
sebuah lubang seperti sumur yang menyambung dengan goa di bawah bukit ini.
Batu Tumpang berada di wilayah
perkebunan teh PTPN Giri Awas Cikajang. Batu Tumpang merupakan sebuah tebing
gunung yang memiliki ketinggian 20 meter dikelilingi area perkebunan teh hijau
dengan nuansa kesejukan alam yang khas.
Gunung
Papandayan adalah gunung api
yang terletak di Kecamatan Cisurupan Garut –sekitar 15 km dari pusat Kota Garut, dan 70 km sebelah Tenggara Kota Bandung. Di gunung dengan
ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu, terdapat beberapa kawah yang
terkenal. Di antaranya: Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk.
Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya. Topografi di dalam
kawasan ini curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal.
Perkebunan
Teh
Perkebunan Teh Dayeuh Manggung, terletak
di Desa Subatan Kecamatan Cilawu –berjarak
6 km dari ibukota kecamatan dan 15 km dari ibukota Kabupaten Garut. Lokasi
ini dapat ditempuh dengan angkutan kota dari Terminal Guntur Garut, jurusan
Cilawu. Panorama yang elok dengan bukit-bukit teh yang hijau permai akan
memanjakan mata kita di perkebunan ini. Kelebihan lainnya adalah tingkat
kebisingan yang rendah –karena pabrik
pengolahan teh terdapat dibagian bawah perkebunan. Disekitar perkebunan,
terdapat pohon pinus –yang menambah
keindahan lanskap perkebunan. Di lokasi ini, kita dapat melakukan berbagai
aktivitas hoby, seperti: hiking; tracking; piknik; atau fotografi.
Curug
Orok
Curug Orok terletak di Desa Cikandang
Kecamatan Cikajang Garut, merupakan sebuah air terjun yang menjulang dari
perbukitan. Lokasi yang berjarak 34 km ini dapat ditempuh dengan angkutan umum
dari Terminal Guntur Garut, jurusan Bungbulang. Untuk sampai ke Curug Orok, kita
harus menuruni sengked sekitar 100 meter. Ketika sampai di bawah, kita dapat
langsung menikmati suasana air terjun dengan ketinggian 20 meter.
Pemandian
Air Panas
Cipanas Garut yang menawarkan sarana
rekreasi dan juga kolam renang air panas, menjadi salah satu objek
wisata yang paling banyak dikunjungi –terlebih,
di hari libur dan akhir pekan. Tempat ini terletak di wilayah Tarogong Kidul
Garut, tidak jauh dari pusat Kota Garut. Selain Cipanas, Kota Garut pun memiliki pemandian air panas terbaru, yaitu: Puncak Darajat (Darajat Pass) Garut. Panorama alam Puncak Darajat, menawarkan berjuta keindahan alamnya kepada para pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Berlokasi di Jalan Darajat Km 25 Pasirwangi; Desa Padaawas Samarang Garut, terletak di bawah kaki Gunung Papandayan dan berjarak sekitar 24 km dari pusat Kota Garut. Setidaknya, ada dua lokasi kolam pemandian air panas yang ditata cukup apik di kawasan perbukitan tersebut. Lokasi tersebut adalah: Darajat Pass Water Park dan Awit Sinar Alam Darajat, yang dilengkapi dengan: waterboom; ember tumpah; saung untuk berkumpul; serta lahan parkir yang luas. Dari Puncak Darajat ini, kita bisa melihat hamparan hijau Kota Garut yang dikelilingi oleh gunung-gunung indah. Sungguh, pemandangan yang sangat luar biasa indahnya.
Rumah
Bambu
Rumah Bambu terletak di Desa Cimurah,
Kecamatan Karangpawitan, Garut. Lokasinya berada di tengah hamparan sawah di
dekat Sungai Cimanuk, menempati lahan seluas 1 hektar. Daya tarik lokasi ini
juga bukan hanya keindahan suasananya, melainkan juga informasi mengenai
sejarah dan serta koleksi budaya Parahyangan yang disimpannya. Di dalamnya
terdapat foto-foto lama, peta kuno, beragam jenis daun teh, harimau jawa yang
telah punah dan diawetkan, hingga berbagai informasi menarik lainnya tentang
teh dan kebudayaan Indonesia. Francis Benteux, penulis buku Tea History in
South Asia, yang pernah berkunjung dua kali ke kawasan ini, mengatakan, data
dan informasi tentang teh yang dimiliki Rumah Bambu tergolong unik. Banyak data
berharga tentang teh Indonesia yang tak dimiliki tempat lain. Ia yakin, jika
makin banyak orang datang dan mengetahui informasi tersebut, hal itu akan
menjadi bekal untuk pengembangan teh Indonesia di masa datang.
Selain itu, kita
juga dapat mengetahui kisah Karel Frederik Holle yang mendirikan Perkebunan Teh
Waspada di Garut pada 1865. Holle berperan besar memunculkan varietas domba Garut (Ovies aries) yang dikenal gagah itu. Penelitian Universitas
Padjadjaran pada 2002 menyebutkan, domba Garut merupakan hasil silangan antara
domba Kaapstad asal Afrika, domba Merino asal Australia, dan domba lokal. Domba
Merino ini diyakini dipelihara Holle pertama kalinya di Garut. Holle berteman
dengan Moehamad Moesa, tokoh masyarakat Garut, dan belajar ajaran agama Islam
hingga mendapat julukan Said Mohammad Ben Holla. Di Rumah Bambu, konsep rumah
tradisional Sunda yang disebut Papandak diangkat kembali. Foto-foto karya
fotografer Perancis, Thilly Weissenborn, pada 1917-1942 tentang Rumah Papandak
sudah terekam. Artis Charlie Chaplin tercatat datang dua kali ke Garut setelah
melihat foto Thilly yang dicetak jadi kartu pos. Di tempat ini selain untuk
penyuka wisata sejarah dan budaya juga bisa buat pelatihan atau sekadar pelepas
penat. Wahana drum jungkit, kolam renang, tarik tambang, arena pemancingan
ikan, hingga tangga goyang dan kolam renang mini berpadu dengan arena
pemancingan ikan dan sawah warga.
Kerajinan
Kulit
Sentra industri kulit terletak tidak
jauh dari pusat Kota Garut, tepatnya terletak di daerah Sukaregang Kecamata
Garut Kota. Deretan outlet penjual produk kulit berada di Jalan Ahmad Yani Kota
Garut, sedangkan industri penyamakan kulit serta pengrajin produk kulit
kebanyakan berada di Jalan Gagak Lumayung –yang
terletak tidak jauh dari Jalan Ahmad Yani. Di Gagak Lumayung ini juga
terdapat beberapa outlet penjual
produk kulit. Produk hasil olahan kulit yang dijual di kawasan ini beraneka
ragam, mulai dari: dompet, sepatu, sandal, tas, jaket, sampai sarung tangan
kulit tersedia dengan harga yang cukup terjangkau. Jaket kulit Sukaregang Garut
adalah sentra pembuatan jaket kulit terbesar di Indonesia. Produk kulit buatan Sukaregang
Garut memiliki kualitas yang setara dengan produk impor.
Sepatu Sukaregang, Garut. |
Kuliner
Garut adalah salah satu penghasil coklat
terbaik di Indonesia. Sejak jaman Belanda, Garut adalah penghasil coklat yang
terkenal. Kualitasnya tidak kalah dengan coklat-coklat luar negeri. Adalah
Chocodot (baca: Cokodot), yang mencoba membangkitkan kuliner Garut ini dengan
memproduksi beraneka ragam coklat Chocolate
with Dodol Garut. Di Gedoeng Chocodot yang berlokasi di Jalan Siliwangi No
6 Garut ini tersedia beraneka ragam coklat, dan juga oleh-oleh khas Garut,
seperti: ranginang, kembang seroja, ladu dan lain-lain.
Gedoeng Chocodot, Jalan Siliwangi Garut. |
Kota Garut, tak hanya populer dengan dodolnya saja. Kini, ada fenomena kuliner baru, yakni: Baso Tahu Domba. Baso Tahu Domba ala “Agus Nikmat” terus mengundang kepenasaran berbagai kalangan, tak terkecuali pejabat di Pemkab Garut –Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Garut, H. Iman Ali Rahman. Racikan baso tahu –kombinasi bahan baku daging domba ini merupakan terobosan terbaru dari Agus Ruhiat pemilik bisnis baso tahu terkemuka di Kota Garut. Kelezatan cita rasa baso tahu domba yang dipadukan dengan bumbu kacang nan gurih khas Agus Nikmat ini, ide brilian Agus Ruhiat, ternyata menghasilkan cita rasa kuliner oriental, berpadu dengan resep etnik khas Garut –dengan ikon domba Garutnya. Nama Agus Nikmat, sebenarnya sudah tidak asing lagi jika dikaitkan dengan bisnis baso tahu di Kabupaten Garut. Pasalnya, Agus Ruhiat –merupakan pemilik merek dagang baso tahu Agus Nikmat yang sekarang ini adalah pewaris tunggal dari “kerajaan bisnis” baso tahu Mang Ilen yang telah melegenda di kabupaten Garut. Cita rasa baso tahu Agus Nikmat sebenarnya tidak berubah, yang berbeda hanyalah nama dan sedikit inovasi dalam varian rasanya saja. Selain sajian baso tahu dengan sensasi daging dombanya, Agus Nikmat juga masih tetap menyajikan baso tahu reguler berbahan baku ikan tenggiri segar –baik yang dikukus maupun baso tahu goreng (batagor). Kabar akan kelezatan baso tahu Agus Nimat, belakangan kian menyebar dari mulut ke mulut –atau mungkin karena berbagai pemberitaan media massa. Sensasi kelezatan baso tahu domba ini, bukan hanya isapan jempol belaka. Terbukti, beberapa stasiun TV –baik nasional maupun lokal menyempatkan diri menyambangi kedai baso tahu domba Agus Nikmat yang berpusat di Jalan Papadandayan Nomor 80, Kota Garut, Jawa Barat ini. Selain untuk mereportase proses pembuatan baso tahu khas Agus Nikmat, para reporter TV ini pun ternyata penasaran juga untuk menjajal kelezatan baso tahu domba Agus Nimat yang memang nikmat dan unik.
Kedai Baso Tahu Agus Nikmat, Jalan Papandayan No. 80 (atas). Agus "Nimat" Ruhiat dengan Sekda Garut (bawah). |
Batik
Garut
Usaha pembatikan di Garut, merupakan
warisan nenek moyang yang berlangsung turun temurun dan telah berkembang lama
sebelum masa kemerdekaan. Pada tahun 1945, Batik Garut semakin populer dengan
sebutan Batik Tulis Garutan dan
mengalami masa jaya antara tahun 1967 hingga 1985. Proses pembuatan dan
pewarnaan Batik Garut, sangatlah rumit. Rahasia kecemerlangan warna Batik Garut
terletak pada proses pengetelan –penggodokan
kain katun sebagai bahan dasarnya. Sebelum ditulis dengan cairan malam, sehelai
kain katun mengalami proses pengetelan paling tidak selama satu bulan. Kain
direndam dalam campuran minyak su’uk –minyak
kacang dan air merang, lalu diinjak-injak kemudian dijemur. Jika sudah
kering, proses tersebut diulang berkali-kali selama dua minggu. Dua minggu
kemudian, kain diembunkan dan digantung tanpa terkena sengatan matahari langsung.
Idealnya, proses pengetelan membutuhkan waktu selama 40 hari. Dengan proses
tersebut, akan menghasilkan warna kain yang mengkilap; tidak mudah luntur; dan
tahan lebih dari 100 tahun. Proses seperti itu saat ini sudah jarang dilakukan,
karena tak efektif dan efisien lagi untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk
penyelesaian satu helai Batik Garut, dibutuhkan waktu satu hingga dua bulan.
Proses awal adalah pengetelan, kemudian pembuatan gambar dasar atau pemolaan. Proses
selanjutnya: pembatikan; pewarnaan; kemudian dilorod. Batik Garutan umumnya
digunakan untuk kain sinjang –kain panjang,
namun berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan lainnya. Bentuk motif
Batik Garut merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hidup,
dan adat-istiadat orang Sunda. Beberapa perwujudan Batik Garut secara visual
dapat digambarkan melalui motif dan warnanya. Motif-motif yang dihadirkan,
berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam hiasnya. Bentuk geometrik umumnya
mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung
atau belah ketupat. Warnanya didominasi oleh warna krem –gading, biru, dan soga agak merah, dipadukan dengan warna-warna
cerah lainnya yang merupakan karakteristik khas Batik Garutan. Motif Bulu Ayam, memperlihatkan ekor ayam yang
panjang dan dilengkung setengah lingkaran. Ada juga motif Limar dan Merak
Ngibing. Motif lainnya adalah: Lereng Adumanis, Lereng Su’uk, Lereng Calung,
Lereng Daun, Cupat Manggu, Bilik, Sapu Jagat, Lereng Peuteuy, serta motif flora
dan fauna. Terdapat juga motif unik yang terinspirasi dari dodol Garut dan juga
domba Garut.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar