Lampung
merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang di tinggali oleh berbagai macam
suku budaya. Masyarakat asli dan pendatang dapat hidup dengan selaras
meskipun berbeda latar belakang budaya, tidak memisahkan mereka. Masyarakat
Lampung sangat menghormati dan menghargai adat-adat yang dimiliki oleh suku
pendatang, bahkan tak enggan untuk berbaur dengan para suku pendatang. Hal
inilah yang menyebabkan para suku pendatang merasa kerasan tinggal di tanah ‘Sai
Bumi Ruwa Jurai’ (satu bumi, dua penghuni, yaitu penduduk asli dan pendatang)
tersebut.
Pribumi dan pendatang menjadi ‘Ragom
Gawi’, yakni: kompak bekerja bersama-sama dalam pengabdian terhadap negara,
bangsa dan masyarakat (gotong royong).
Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. |
Provinsi Lampung dengan ibukota di
Bandar Lampung –merupakan gabungan dari
kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung, adalah sebuah provinsi paling Selatan di Pulau Sumatera. Di
sebelah Utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan, di sebelah Barat
berbatasan dengan Selat Sunda, dan di sebelah Timur dengan Laut Jawa. Secara
Geografis, Provinsi Lampung terletak pada kedudukan antara 103040'
hingga105050' Bujur Timur, dan antara 3045' hingga 6045'
Lintang Selatan dengan wilayah seluas 35.376,50 km².
Beberapa pulau termasuk dalam wilayah
Provinsi Lampung –yang sebagian besar,
terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau
Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau
Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang
yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat.
Keadaan alamnya: di sebelah Barat dan
Selatan –sepanjang pantai, merupakan
daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau
Sumatera. Di tengah-tengahnya, merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat
pantai di sebelah Timur –sepanjang tepi
Laut Jawa ke Utara, merupakan perairan yang luas.
Peta Provinsi Lampung |
Secara administratif, Provinsi Lampung
terdiri dari: 13 kabupaten dan 2 kota. Kabupaten/Kota tersebut, adalah: Kabupaten
Lampung Barat –ber-ibukota di Liwa; Kabupaten
Lampung Barat Selatan –ber-ibukota di
Kalianda; Kabupaten Lampung Tengah –ber-ibukota
di Gunung Sugih; Kabupaten Lampung Timur –ber-ibukota di Sukadana; Kabupaten Lampung Utara –ber-ibukota di Kotabumi; Kabupaten
Mesuji –ber-ibukota di Wiralaga Mulya;
Kabupaten Pesawaran –ber-ibukota di
Gedong Tataan; Kabupaten Pringsewu –ber-ibukota
di Pringsewu; Kabupaten Tanggamus –ber-ibukota
di Kota Agung; Kabupaten Tulang Bawang –ber-ibukota
di Menggala; Kabupaten Tulang Bawang Barat –ber-ibukota di Panaragan Jaya; Kabupaten Way Kanan –ber-ibukota di Blambangan Umpu; dan Kabupaten
Pesisir Barat –ber-ibukota di Krui.
Sementara itu, 2 kotanya, adalah: Kota Bandar Lampung dan Kota Metro.
Bandar Udara Radin Inten II, Provinsi Lampung. |
Provinsi Lampung memiliki bandar udara
bertaraf internasional, yaitu: Bandar
Udara Radin Inten II, yang terletak di Desa Branti Raya, Kecamatan
Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Bandara ini sebelumnya bernama Bandara Branti.
Selain itu, di Provinsi Lampung terdapat
Pelabuhan Bakauheni –merupakan sebuah pelabuhan
penyeberangan yang terletak di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan.
Terletak di ujung Selatan dari Jalan Raya Lintas Sumatera, Pelabuhan Bakauheni
menghubungkan Sumatera dengan Jawa melalui perhubungan laut. Rata-rata,
durasi perjalanan yang diperlukan antara Bakauheni – Merak (Provinsi Banten)
atau sebaliknya dengan kapal feri adalah sekitar 2 jam.
Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Provinsi Lampung. |
Riwayat
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18
Maret 1964, dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 –yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14
tahun 1964. Sebelum itu, Provinsi Lampung merupakan Karesidenan yang
tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan.
Lampung pernah menjadi wilayah kekuasaan
Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Waktu Kesultanan Banten
menghancurkan Pakuan Pajajaran –ibukota
Kerajaan Sunda, maka Sultan Hasanuddin –sultan
Banten yang pertama, mewarisi wilayah tersebut dari Kerajaan Sunda. Hal ini
dijelaskan dalam buku The Sultanate of
Banten tulisan Claude Guillot pada halamaan 19 sebagai berikut: “From the beginning it was abviously
Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of
Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to
southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and
from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region”.
Tatkala Banten dibawah pimpinan Sultan
Ageng Tirtayasa (1651-1683), Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang
dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatera dan Maluku. Sultan Ageng ini
dalam upaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten, mendapat hambatan karena
dihalang-halangi VOC yang bercokol di Batavia. Putra Sultan Ageng Tirtayasa
yang bernama Sultan Haji diserahi tugas untuk menggantikan kedudukan mahkota
kesultanan Banten. Dengan kejayaan Sultan Banten pada saat itu, tentu saja
tidak menyenangkan VOC –oleh karenanya,
VOC selalu berusaha untuk menguasai kesultanan Banten. Usaha VOC ini
berhasil dengan jalan membujuk Sultan Haji sehingga berselisih paham dengan ayahnya
Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan
Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya Sultan Haji akan menyerahkan
penguasaan atas Daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682,
Sultan Ageng Tirtayasa dapat disingkirkan –dan
Sultan Haji pun dinobatkan menjadi Sultan Banten. Dari
perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Haji menghasilkan sebuah
piagam dari Sultan Haji tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain
menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas Daerah
Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh
monopoli perdagangan di Daerah Lampung.
Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. |
Pada tanggal 29 Agustus 1682,
iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini
dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari Sultan Haji dan ia
mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini, ternyata
tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicari-carinya. Agaknya perdagangan
langsung antara VOC dengan Lampung yang dirintisnya, mengalami kegagalan,
karena ternyata tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja
kepada kekuasaan Sultan Haji yang bersekutu dengan kompeni. Para penguasa
Lampung masih mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Banten dan
menganggap kompeni, tetap sebagai musuh. Sementara itu timbul keragu-raguan
dari VOC apakah benar Lampung berada dibawah Kekuasaan Sultan Banten. Kemudian
baru diketahui, bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak. Penempatan
wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "Jenang" –Gubernur, hanyalah dalam mengurus
kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan, penguasa-penguasa Lampung
asli yang terpencar-pencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut
"Adipati" secara hirarkis tidak berada dibawah koordinasi penguasaan
Jenang. Jadi, penguasaan Sultan Banten atas Lampung adalah dalam hal garis
pantai saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil-hasil bumi
terutama lada. Dengan demikian, jelaslah hubungan Banten-Lampung adalah dalam
hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Selanjutnya pada masa Thomas Stamford Raffles dari Inggris berkuasa
pada tahun 1811, ia menduduki Daerah Semangka dan tidak mau melepaskan Daerah
Lampung kepada Belanda –karena Raffles
beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah Raffles
meninggalkan Lampung, baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk
Lampung.
Dalam pada itu, sejak tahun 1817, posisi
Radin Inten semakin kuat. Oleh karena itu, Belanda merasa khawatir dan mengirimkan
ekspedisi kecil dipimpin oleh Asisten Residen Krusemen yang menghasilkan
persetujuan bahwa: Radin Inten memperoleh bantuan keuangan dari Belanda sebesar
f. 1.200 setahun; Kedua saudara Radin Inten masing-masing akan memperoleh
bantuan pula sebesar f. 600 tiap tahun; dan Radin Inten tidak diperkenankan
meluaskan lagi wilayah selain dari desa-desa yang sampai saat itu berada
dibawah pengaruhnya.
Tetapi persetujuan itu tidak pernah
dipatuhi oleh Radin Inten, dan ia tetap melakukan perlawanan-perlawanan
terhadap Belanda. Pada tahun 1825, Belanda memerintahkan Leliever untuk
menangkap Radin Inten. Namun dengan cerdik, Radin Inten dapat menyerbu benteng
Belanda dan membunuh Liliever beserta anak buahnya. Belanda tidak dapat berbuat
apa-apa terhadap peristiwa itu –karena
pada saat yang bersamaan, Belanda sedang menghadapi perang Diponegoro
(1825-1830). Tahun 1825, Radin Inten meninggal dunia dan digantikan oleh
Putranya Radin Imba Kusuma.
Setelah Perang Diponegoro selesai pada
tahun 1830, Belanda menyerbu Radin Imba Kusuma di Daerah Semangka. Selanjutnya,
pada tahun 1833, Belanda menyerbu benteng Radin Imba Kusuma –tetapi tidak berhasil mendudukinya. Baru
pada tahun 1834 –setelah Asisten Residen
diganti oleh perwira militer Belanda dan dengan kekuasaan penuh, maka benteng
Radin Imba Kusuma berhasil dikuasai. Radin Imba Kusuma menyingkir ke daerah
Lingga, namun penduduk daerah Lingga ini menangkapnya dan menyerahkan kepada
Belanda. Radin Imba Kusuma kemudian dibuang ke Pulau Timor.
Meskipun demikian, rakyat di pedalaman
tetap melakukan perlawanan, “Jalan Halus” dari Belanda –dengan memberikan hadiah-hadiah kepada pemimpin-pemimpin perlawanan
rakyat Lampung, ternyata tidak membawa hasil. Belanda tetap merasa tidak
aman, sehingga membentuk tentara sewaan –yang
terdiri dari orang-orang Lampung sendiri untuk melindungi
kepentingan-kepentingan Belanda di daerah Telukbetung dan sekitarnya.
Perlawanan rakyat yang digerakkan oleh putra Radin Imba Kusuma sendiri yang
bernama Radin Inten II tetap berlangsung terus, sampai akhirnya Radin Inten II
ini ditangkap dan dibunuh oleh tentara-tentara Belanda yang khusus didatangkan
dari Batavia. Sejak itu, Belanda mulai leluasa menancapkan kakinya di Daerah Lampung.
Perkebunan mulai dikembangkan, yaitu: penanaman kaitsyuk, tembakau, kopi, karet
dan kelapa sawit. Untuk kepentingan pengangkutan terhadap hasil-hasil
perkebunan itu, maka tahun 1913 dibangun jalan kereta api dari Telukbetung
menuju Palembang. Hingga menjelang Indonesia merdeka –tanggal 17 Agustus 1945 dan periode perjuangan fisik setelah itu,
putra Lampung tidak ketinggalan ikut terlibat dan merasakan betapa pahitnya
perjuangan melawan penindasan penjajah yang datang silih berganti. Sehingga
pada akhirnya, pada tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah
Tingkat I Provinsi Lampung.
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada
hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan,
ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam
menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun sayang, saat ini kejayaan
tersebut telah pudar.
Budaya
Tradisional
Sai Bumi Ruwa Jurai –atau, Sang Bumi Ruwa Jurai, memiliki
arti: di dalam satu bumi (yakni, Lampung) terdapat dua cabang (yakni, Pesisir
dan Pepadun, atau penduduk pendatang dan penduduk asli). Hal ini menjadi
keunikan tersendiri bagi Provinsi Lampung, karena meskipun terdapat ragam suku
yang tinggal di sana, mereka tetap bisa berbaur satu sama lain dengan tetap
mempertahankan budaya dari tempat asalnya. Bahkan di ibukota Provinsi Lampung,
yaitu: Kota Bandar Lampung, mereka ber ‘Ragom Gawi’ - kompak bahu membahu
mengerjakan segala sesuatu secara bergotong royong. RAGOM, berarti: kompak,
bersatu atau bersama-sama. GAWI, berarti: kerja melaksanakan tugas pengabdian. Jadi,
Ragom Gawi adalah: kompak bekerja bersama-sama dalam pengabdian terhadap
masyarakat, bangsa, dan negara. Beberapa budaya tradisional dari masyarakat
Lampung, adalah:
Menenun Kain Tapis, Lampung. |
Kain Tapis adalah pakaian wanita Suku
Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif
atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem cucuk –sulam. Jenis tenun ini biasanya
digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari
benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam
dengan benang emas dan benang perak. Tapis Lampung termasuk kerajian
tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif
hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengrajin. Kerajinan ini dibuat
oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun muli-muli –gadis-gadis yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan
tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis
saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam
sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Tari Sembah, Lampung. |
Tari Sembah –sudah dibakukan menjadi Sigeh Pengunten dan Tari Melinting. Ritual
Tari Sembah biasanya diadakan oleh masyarakat lampung untuk menyambut dan
memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang –dapat dikatakan sebagai sebuah tarian
penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, Tari Sembah pun kerap kali
dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakan Lampung.
Nuwo Sesat, rumah tradisional Lampung. |
Nuwo Sesat merupakan rumah tradisional
adat Lampung, yang memiliki ciri khas seperti: berbentuk panggung, atap terbuat
dari anyaman ilalang, serta terbuat dari kayu dikarenakan untuk menghindari serangan
hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi.
Destinasi
Wisata
Pantai Duta Wisata di Kota Bandar Lampung |
Objek Wisata di Kota Bandar Lampung:
Pantai Duta Wisata - Jl.RE. Marthadinata
Pantai Tirtayasa - Jl. RE. Marthadinata
Pantai Puri Gading - Jl. RE.
Marthadinata
Taman Wisata Bumi Kedatun - Jl. Wan
Abdurahman
Wisata Alam Batu Putu - Jl. Wan
Abdurahman
Taman Kupu-kupu - Jl. Wan Abdurahman
Taman Dipangga - Jl. WR. Supratman
Nuwo Olok Gading - Jl. Basuki Rahmat
Taman Hutan Kota - Jl. Soekarno Hatta
Lembah Hijau - Jl. Wan Abdurahman
Waduk Dam Raman di Kota Metro |
Objek Wisata di Kota Metro:
Waduk Dam Raman - sebelah Utara Kota Metro
Seminung Lumbok Resort di Kabupaten Lampung Barat |
Objek Wisata
di Kabupaten Lampung Barat:
Terpadu Lumbok Ranau (Seminung Lumbok
Resort)
Wisata Paralayang
Wisata Alam Pekon Hujung
Wisata Alam Kubu Perahu
Desa Wisata Lumbok
Danau Suoh
Arung Jeram Sungai Way Besai
Pantai Tanjung Setia
Pantai Labuhan Jukung
Pesisir Selatan
Pantai Way Jambu
Pantai Way Sindi
Pantai Suka Negara
Pantai Way Haru
Situs Megalitik, di Pekon Purajaya
Rumah Tradisional, di Desa Sukadana
Petilasan Patih Gajah Mada, di Kecamatan
Lemong
Objek Wisata di Kabupaten Lampung
Selatan:
Air Terjun Way Peros - Desa Pematang
Goa Maja - Desa Maja Kecamatan Kind
Pantai Air Panas - Desa Air Panas
Pantai Bagus - Desa Merak Belatung
Kalianda
Pantai Guci Batu Kapal - Desa Maja
Pantai Kresna - Kecamatan Kalianda
Pantai Marina - Kecamatan Kalianda
Pantai Merak Belatung - Dusun Muing,
Merak Belatung
Pantai Sapenan - Desa Merak Belatung
Pantai Tanjung Beo - Desa Merak Belatung
Pantai Way Urang - Desa Way Urang
Kecamatan Kalianda
Pantai Sebalang / Wisata Bahari Saburai
- Dusun Sebalang Desa Tarahan
Pantai Tarahan / Tanjung Selaki - Desa
Tarahan Kecamatan Ketibung
Pulau Pasir - Desa Rangai Kecamatan
Ketibung
Pantai Tarahan - Desa Tarahan Kecamatan
Ketibung
Pantai Alami - Desa Rugu Asem Ketapang
Objek Wisata di Kabupaten Lampung Tengah:
Air Terjun Curug Tujuh, terletak di
Kecamatan Padang Ratu
Danau Bekri, terletak di Kecamatan
Seputih Mataram
Taman Rekreasi Tirta Gangga, terletak di
Kecamatan Seputih Banyak
Gua Maria, terletak di Kecamatan Seputih
Mataram
Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur |
Objek Wisata di Kabupaten Lampung Timur:
Pusat Latihan Gajah (PLG) - Karangsari
Bumi Perkemahan - Way Kambas
Penangkaran Badak Sumatera - Way Kanan
Rawa Kali Biru - Way Kanan
Rawa Gajah - Way Kanan
Kuala Kambas - Way Kanan
Situs Purbakala Pugung Raharjo -
Kecamatan Sekampung Udik
Desa Tradisional Wana - Kecamatan
Melinting
Taman Agro Wisata - Kecamatan Pekalongan
Danau Way Jepara - Kecamatan Way Jepara
Danau Way Kawat - Kecamatan Sukadana
Pesanggrahan Way Curup - Kecamatan
Mataram Baru
Wisata Magrove - Kecamatan Labuhan
Maringgai
Objek Wisata di Kabupaten Lampung Utara:
Air terjun Curup Paten - Kec. Bukit
Kemuning
Taman Wisata Bendungan Way Rarem - Kec.
Abung pekurun
Way Tebabeng - Kec. Abung Selatan
Bendungan Tirta Shinta - Kotabumi
Selatan
Kermat Semul Asem - Kotabumi Ilir
Minak Trio Deso - Bukit Kemuning
Curup Selampung - Ogan Lima
Curup Kelawas Indah - Kec Abung Tengah
Curup Ateng - Bukit Kemuning
Taman Olah Seni - Jln. Jendral Sudirman
No. 113
Objek Wisata di Kabupaten Pesawaran:
Pantai Cuku Upas - Desa Gebang, Padang
Cermin
Pantai Sekar Wana - Sukajaya lempasing,
Padang cermin
THR Ringgung (akses ke Pulau Tegal) -
Sidodadi, Padang Cermin
Pantai Mutun (akses ke Pulau Tangkil) -
Sukajaya Lempasing, Padang Cermin
Pantai Kelapa Rapet - Desa Gebang,
Padang Cermin
Air Terjun Kembar - Wates Way Ratai,
Padang Cermin
Air Terjun Ciupang (Muara) - Wates Way
Ratai, Padang Cermin
Air Terjun Gunung Minggu - Desa Hurun,
Padang Cermin
Air Terjun Abah Uban - Desa Hurun,
Padang Cermin
Tahura wan Abdurrahman - Padang Cermin
Pulau Umang umang - Padang Cermin
Pulau Tangkil - Padang Cermin
Pulau Seserot - Padang Cermin
Pulau Pahawang Lunik - Padang Cermin
Pulau Tegal - Padang Cermin
Pulau Maitem - Gebang Padang Cermin
Pulau Pahawang - Punduh Pidada
Pantai Pancur Permai - Sukarame, Punduh
Pidada
Pulau Legundi - Punduh Pidada
Pulau Balak - Pagar Jaya, Punduh Pidada
Lunik Resort - Punduh Pidada
Air Terjun Gunung Tanjung - Margidadi,
Punduh Pidada
Objek Wisata di Kabupaten Pring Sewu:
Kolam Renang Grojogan Sewu
Kolam Pemancingan Sembilan
Objek Wisata di Kabupaten Tanggamus:
Wisata Pantai Terbaya
Gisting dan Kawasan Batu Keramat
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Objek Wisata di Kabupaten Tulang Bawang:
River Tour di Sungai Tulang Bawang
Perkampungan Di Atas Air, di Kuala
Teladas
Areal Konservasi Rawa Pitu
Rawa Pacing
Objek Wisata di Kabupaten Way Kanan:
Curup Putri Malu - Desa Juku Batu Kecamatan
Banjit
Curup Bukit Duduk - Desa Juku Batu Kecamatan
Banjit
Curup Bangsa - Kota Wai Kecamatan Kasui
Sumber Air Panas - Kayu Batu Kec. Gunung
Labuhan dan Bukit Gemuruh Kecamatan Way Tuba
Agro Wisata Perkebunan - Talang Mangga
Kec. Kasui dan Gedung Batin Kec. Blambangan Umpu
Wisata Perburuan - Kecamatan Blambangan Umpu
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar