Bumi
Berazam (julukan Kabupaten Karimun), menjadi gambaran dimana masyarakatnya
menjunjung tinggi ajaran agama. Salah satu dari Empat Azam yang dicanangkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun adalah Azam Peningkatan Iman dan
Taqwa. Azam ini merupakan upaya menanamkan sikap mental berbudi luhur dan
berakhlak mulia serta memiliki sandaran vertikal yang kokoh, sehingga
pelaksanaan pembangunan akan lebih terarah dan bertanggung jawab. Tekad ini
sangat relevan dan realistis, mengingat masyarakat Karimun termasuk salah satu
komunitas yang telah sejak lama dan sejak awal menerima Islam sebagai
nilai-nilai kehidupan. Di pesisir Sumatera, termasuk gugusan pulau-pulau di kawasan
ini, menjadikan Islam sebagai keyakinan yang melandasi semua aspek kehidupan tanpa
harus tercerabut dari akar budayanya.
Pulau Karimun - Provinsi Kepulauan Riau. |
Karimun,
Negeri Berazam
Pulau Karimun merupakan sebuah pulau
kecil yang berada di perbatasan antara Indonesia dengan negara tetangga
Singapura dan Malaysia. Karena kedekatannya dengan kedua negara tetangga
tersebut, menjadikan Pulau Karimun sebagai salah satu tujuan wisata mancanegara
serta tempat transit bagi warga pulau
sekitarnya yang ingin menuju ke Singapura maupun Malaysia. Pulau Karimun
–memiliki luas wilayah sekitar 139 km2 berada
dibawah administrasi Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, yang sebagian
wilayahnya telah ditetapkan sebagai salah satu wilayah tujuan investasi dengan
konsep FTZ –Free Trade Zone bersama
dengan Batam dan Bintan dengan sebutan BBK (Batam, Bintan, Karimun). Kabupaten Karimun
sendiri memiliki luas wilayah sekitar 7.984 km², dengan luas daratan 1.524 km²
dan luas lautan 6.460 km². Terdiri dari 245 pulau, dengan 73 diantaranya
berpenghuni.
Kota Tanjung Balai merupakan kota utama
di Pulau Karimun yang sekaligus juga sebagai ibukota dari Kabupaten Karimun.
Kota Tanjung Balai di Pulau Karimun ini sering disebut dengan: Tanjung Balai Karimun
–hal ini perlu ditekankan karena di Provinsi
Sumatera Utara juga terdapat sebuah kota dengan nama yang hampir sama, yaitu:
Tanjung Balai Asahan.
Pulau Karimun ini sudah terkenal sejak
masa Kerajaan Riau-Lingga –yang berpusat
di Pulau Penyengat. Pulau Karimun, pada masa lalunya, berpusat di Meral –kini menjadi salah satu kecamatan di
Kabupaten Karimun. Jadi, bukan seperti saat ini, dimana pusat pemerintahan
sudah berpindah ke Tanjung Balai Karimun, hal ini dikarenakan adanya peralihan
kekuasaan yang terjadi di Kerajaan Riau-Lingga.
Nama “Karimun” awal mula ceritanya
adalah: suatu ketika sebuah kapal berlayar di Selat Malaka terhantam badai,
selanjutnya kapal tersebut terdampar di suatu pulau yang sekarang ini disebut Pulau
Karimun Kecil. Salah seorang pedagang di kapal tersebut yang ingin menyeberang
ke Pulau Jawa, bernama Sech Jalaluddin, tidak bisa melanjutkan perjalanan –karena parahnya kerusakan kapal,
akhirnya terpaksa bermalam di pulau tersebut. Saat sehabis solat Shubuh, Sech
Jalaluddin melihat alam sekitarnya dan betapa takjubnya dia melihat cahaya yang
keluar dari gunung di pulau itu –Gunung
Jantan. Warna cahayanya sangat menakjubkan, yaitu: kuning keemasan,
seketika itu pula ia langsung berdoa dan mengangkat tangan dan berseru ”Yaa
Allah Yaa Karim yang mulia”. Dari
kata “Karim” inilah, kemudian menjadi: Karimun. Versi lainnya tentang asal-usul
nama Karimun adalah: diambil dari nama sepasang suami istri –orang pertama yang mendiami pulau tersebut.
Nama suami tersebut adalah “Karim” dan nama istrinya adalah “Maimun”, sehingga
didapatlah nama Pulau Karimun sebagai nama pulau ini.
Kantor Bupati Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. |
Kantor Bupati Karimun, Jalan Yos Sudarso Nomor 1 Tanjung Balai Karimun. |
Kabupaten Karimun, dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999. Pada awal terbentuknya, wilayah Kabupaten Karimun
terdiri dari tiga kecamatan, yakni: Kecamatan Karimun; Moro; dan Kecamatan Kundur.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 16 Tahun 2001,
wilayah Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 8 kecamatan. Akhirnya, berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 10 Tahun 2004, dimekarkan lagi menjadi
9 kecamatan, yakni: Kecamatan Karimun; Meral; Tebing; Kundur Kota; Kundur
Utara; Kundur Barat; Durai; Moro; dan Kecamatan Buru. Kantor Bupati Karimun
beralamat di Jl. Yos Sudarso No.1, Tanjung Balai, Karimun – Provinsi Kepulauan Riau
Telp. (0777) 325921, 21050 Fax. (0777) 22524.
Akses
Transportasi laut, merupakan
satu-satunya akses untuk menuju ke Pulau Karimun. Terminal Ferry utama yang
digunakan, adalah: Ferry Terminal Tanjung Balai Karimun –yang berada di Pusat Kota Tanjung Balai. Dari Jakarta, terdapat kapal Km. Kelud yang
melayani Transportasi antara Jakarta dan Karimun. Beberapa Kota Lain di Pulau
Sumatera, seperti: Dumai; Selat Panjang; Pekanbaru (Riau); Kuala Tungkal (Jambi),
juga mempunyai akses jalur transportasi laut ke Pulau Karimun. Sedangkan dari Kota Batam, dapat menggunakan Terminal
Ferry Sekupang dengan banyak pilihan operator Ferry serta jadwal keberangkatan
yang lebih padat, diantaranya, adalah: Dumai Express; Mikonatalia; dan Batam Jet –dengan waktu perjalan sekitar setengah jam. Disamping itu juga,
dapat menggunakan Terminal Ferry Harbour Bay dengan menggunakan Kapal Mv.
Oceanna yang memiliki 5 trip jadwal keberangkatan dengan 80 menit waktu
perjalanan. Dari Tanjungpinang, untuk
menuju ke Pulau Karimun, dapat juga menggunakan operator pelayaran Mv. Arena
dari Terminal Ferry Sri Bintan Pura.
Pelabuhan Balai Karimun |
Oplet merupakan angkutan umum utama di
Pulau Karimun, dengan trayek Tanjung Balai – Meral, yang menggunakan warna biru
sebagai tanda pengenalnya –sedangkan trayek
Tanjung Balai – Tebing, menggunakan warna coklat sebagai tanda pengenal jalur
trayeknya. Selain oplet, Bus juga merupakan salah satu moda transportasi
yang penting di Pulau Karimun. Bentuk bus di Pulau Karimun sangat unik dan berbeda
dengan bus pada umumnya –sangat cocok
sebagai icon khusus Pariwisata Karimun. Bus Karimun tidak mengambil
penumpang –seperti halnya angkutan umum oplet,
tetapi pada umumnya bus ini dipakai oleh masyarakat Karimun untuk: rekreasi ke
tempat wisata; acara pernikahan; dan sering juga di pakai sebagai bus untuk
mengangkut parawisatawan. Ojek, juga terdapat di Pulau Karimun.
Pulau Karimun tidak memiliki Shopping
Center atau Mall yang besar, yang ada hanya Supermarket atau Departemen Store
Swalayan, seperti: Padi Mas Department Store dan Indo A Yani Swalayan & Department Store. Pusat perbelanjaan,
dapat ditemukan di sepanjang Jalan Nusantara yang berbentuk rumah toko –Ruko. Hampir semua keperluan, dapat
ditemukan di pusat pertokoan Jalan Nusantara ini. Disamping pertokoan di Jalan
Nusantara, Jalan Ahmad Yani –yang
merupakan jalan utama di Kecamatan Meral Karimun (sekitar 20 menit perjalanan
dari Ferry Terminal dengan menggunakan oplet) juga memberikan pengalaman
berbelanja yang sama dengan Jalan Nusantara di Tanjung Balai Karimun.
Tempat-tempat Wisata alam yang terdapat
di Pulau Karimun diantaranya adalah Pantai Palawan, Pantai Pongkar dan Air
Terjun yang berada di Gunung Karimun (Gunung tertinggi di Propinsi Kepri)
sedangkan Wisata Religius diantaranya adalah Masjid Baitul Karim dan Vihara
Sasana Diepa.
Monumen 9 Pilar di Coastal Area Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. |
Coastal Area Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. |
Masjid Baiturrahman, Kecamatan Meral - Karimun Kepri. |
Tugu Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ), Kelurahan Teluk Air, Kecamatan Karimun - Kepri. |
Tugu MTQ dari kejauhan |
Destinasi
Wisata
Prasasti Pasir Panjang Batu 36
Prasasti Pasir Panjang yang terletak di
Desa Meral, Kabupaten Karimun, dapat dijadikan opsi untuk tempat wisata. Prasasti
yang pertama kali ditemukan oleh KF Holle ini –tahun 1873, berbentuk tulisan yang bercorak di atas batu
di dinding bukit, terletak kurang lebih dua meter dari permukaan tanah dengan
ukuran 137 cm x 93 cm dengan masing-masing hurup berukuran sekitar lebarnya
mencapai 28 cm dan tinggi 34 cm dengan kedalaman goresan sekitar 0-1 cm. Tulisan
yang ada di batu itu sepertinya memiliki makna tersendiri, karena bertuliskan
huruf-huruf aneh.
Prasasti berupa tulisan yang
dipahat di atas batu granit raksasa yang terletak di kaki Gunung Jantan
ini, diyakini telah ada sejak abad ke-9 atau ke-10. Ditemukan pertama kali oleh
seorang ahli pertanian berkebangsaan Belanda bernama K.F Holle. Penemuan itu
kemudian pada 14 juli 1873 dilaporkan oleh K.F Holle ke Pemerintah Bataviaasch Genootehap van Koonstenen
Wetenschapen di Batavia. Selanjutnya dalam kurun waktu yang tidak terlalu
lama, gambar prasasti itu telah sampai di British Museum yang akhirnya menarik
para peneliti datang ke Karimun untuk melakukan kajian dan penelitian. Tulisan
di prasasti itu terdiri dari enam baris terpisah. Oleh ahli sejarah Dr. J
Brandes berhasil ditranskripsi dan diterjemahkan. Bunyinya: Mahayanika. Galayantritasri. Gautamasripada.
Mahayanika. Golapanditasri. Gautamasripada. Ditulis dalam huruf Pallawa
dan bahasa Sansekerta, prasasti itu diduga ditulis oleh seorang rohaniawan
Budha yang intinya bertemakan pemujaan kepada sang Budha Mahayana. Sekarang,
tempat berdirinya prasasti itu, dijadikan sebagai lokasi beribadah bagi para
penganut agama Budha hingga menarik parawisatawan dari etnis India dan Tionghoa
untuk datang melakukan ritual doa minta kesehatan, keselamatan
dan kemurahan rejeki. Oleh pemerintah setempat, prasasti bersejarah yang
telah berusia sepuluh abad itu telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang
keberadaannya dijaga dan dilindungi. Untuk datang ke sana, kita harus lebih
dulu meminta ijin ke security PT Karimun Granit di pos penjagaan –karena lokasinya memang berada di dalam
kawasan perusahaan penambangan granit tersebut. Untuk diketahui, PT Karimun
Granit telah melakukan penambangan granit di bawah kaki Gunung Jantan,
sejak awal tahun 1970-an.
Makam Orang Kuat
Makam Si Badang yang berada di Pulau
Buru, wilayah Kabupaten Karimun, diyakini sebagai tempat peristirahatan
terakhir seorang hulubalang Kerajaan Riau Lingga bernama Badang yang pada
masanya dikenal gagah berani dan memiliki kesaktian tinggi. Dari kota Buru,
makam ini bisa dicapai sekitar setengah jam dengan menggunakan sepeda motor.
Para tukang ojek tentunya dengan senang hati, akan mengantarkan Anda ke Makam
Si Badang. Pada bagian depan makam ini, terdapat sebuah gapura yang bertuliskan:
“Situs Cagar Budaya Makam Badang Pulau Buru”. Gapura ini dicat warna kuning,
sama persis dengan warna tempat makam si Badang berada. Sementara bagian
lis-nya dibaluri warna hijau terang, terlihat bersih, rapi dan asri. Makam
lainnya adalah Makam Keramat Tebing. Makam keramat ini terletak di kawasan
Pantai Gading di Desa Gading, yang dapat ditempuh dari Tanjung Batu selama setengah
jam melalui perjalanan darat. Keunikan dari makam keramat di Desa Gading ini
adalah bila menaiki tangga ke arah makam maka jumlahnya tidak akan sama dengan
hitungan anak tangga ketika menuruninya.
Telapak Kaki Badang, Karimun - Provinsi Kepulauan Riau. |
Sumber mata air panas ini, terletak di
Desa Tanjung Hutan Kecamatan Buru. Sudah dikelola dalam bentuk sebuah kolam,
sehingga pengunjung lebih mudah untuk memanfaatkannya. Apalagi kolam pemandian
air panas ini berada jauh dari kebisingan kota, sehingga sangat cocok untuk
relaksasi. Di sekeliling kolam, terdapat suasana perkampungan yang unik
dan masih alami.
Masjid Pulau Buru
Masjid Buru terletak di Desa Buru,
merupakan masjid yang tertua di daerah Karimun. Masjid ini lebih dikenal dengan
sebutan Masjid Buru –karena terletak di
Pulau Buru. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman
Muazamsyah (1883-1911), namun tidak diketahui secara pasti tahun berapa masjid
ini mulai didirikan. Pada saat ini, masjid masih berfungsi dengan baik dan
dapat menampung sekitar 100 orang jamaah.
Air Terjun Pongkar
Air terjun di Kecamatan Tebing ini adalah tempat menarik
yang berdekatan dengan Gunung Jantan, serta terletak di hutan lindung. Dari
Tanjung Balai Karimun menuju air terjun tersebut, dapat dicapai dengan menggunakan:
bus; taksi; atau bersepeda motor, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari
Tanjung Balai Karimun. Terdapat rumah makan, taman rekreasi dan kolam renang
yang kecil di sekitar air terjun. Taman rekreasi dan air terjun ini selalu
dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara untuk bersantai. Untuk dapat
mencapai ke lokasi air terjun, pengunjung harus berjalan kaki menyusuri bukit
yang mendaki. Di sepanjang jalan menuju lokasi air terjun, bisa dijumpai
sungai-sungai kecil yang airnya jernih.
Pantai Pongkar
Pantai Pongkar –terletak di Kecamatan Tebing, merupakan salah satu pantai terbaik
yang dimiliki Karimun. Pasir Pantai Pongkar, berwarna putih. Obyek wisata ini
dapat dicapai dengan menggunakan transportasi lokal, seperti: bus; taksi; dan
kendaraan roda dua, lebih kurang 30 menit dari Kota Tanjung Balai
Karimun. Di sekitar objek terdapat panggung untuk atraksi kesenian daerah dan guest house untuk wisatawan yang ingin
beristirahat atau menikmati suasana pantai lebih lama.
Pantai Pelawan
Pantai ini terletak di Pangke, Meral,
Tanjung Balai Karimun. Pantai Pelawan ini, merupakan salah satu dari dua pantai
yang ada di Desa Pangke –kurang lebih,
5km dari Kantor Desa Pangke. Objek wisata yang sering dikunjungi oleh
masyarakat Kabupaten Karimun pada akhir pekan ini, termasuk ke dalam wilayah
Kampung Tengah Barat III. Objek wisata ini merupakan pantai yang mampu menarik
banyak wisatawan, bukan hanya wisatawan dalam negeri saja, namun juga wisatawan
mancanegara. Objek wisata tersebut, menjadi penopang perekonomian banyak warga
yang tinggal disekitar pantai tersebut dengan menjajakan fasilitas seperti
pelampung dan jajanan bagi wisatawan.
Kuliner
Kuliner di Karimun, berbeda dengan
daerah-daerah lainnya. Jika di Pulau Jawa untuk sarapan adalah nasi, tapi di Karimun,
sarapan pagi bisa dengan: kuih muih (epok-epok, putu piring, roti goreng, dan
sebagainya) serta makan lainnya, seperti: nasi lemak; lakse; dan pulut berinti.
Bila anda datang ke Tanjung Balai Karimun, jangan lupa untuk mencicipi makanan
khas yang enak, lezat, dan penuh cita rasa ini –yang pasti dijamin anda ketagihan. Gulai Asam Pedas, mungkin
kita sering mendengar masakan gulai ikan, tapi masakan gulai khas Kepulauan Riau
berbeda dengan masakan gulai lainnya. Rasanya yang lezat, sekaligus bikin kita
ingin berulang-ulang untuk menghirup kuahnya yang terasa sangat segar. pada
umumnya kunci kenikmatan gulai asam pedas Melayu, adalah: ikan lautnya yang
segar. Nasi Goreng Kampung, nasi goreng ini memang makanan biasa tapi
nasi goreng kampung ini memiliki bumbu sederhana dan simpel dengan aroma khas,
yaitu: belacan –terasi. Nasi Lemak,
biasanya nasi lemak dimakan pada saat pagi hari atau untuk sarapan, nasi ini
dimasak menggunakan: sambal bilis; santan; dan telur. Lemang, adalah makan kuih
muih yang ada di Karimun. Biasanya, lemang dimakan atau dibuat disaat momen-
momen tertentu, seperti: bulan Ramadhan
dan Idul Fitri. Lemang dibuat dengan cetakan bambu. Laksa, laksa ada dua
macam, yaitu: ada laksa kuah dan laksa goreng. Laksa ini, adalah mie yang
dibuat dari sagu. Makanan khas Melayu ini sangat sederhana, namun memiliki rasa
yang gurih dan mantap. Biasanya, laksa disajikan beserta sambal belacan. Kue Pulut
Berinti, inilah makanan khas Kepulauan Riau –khusus Tanjung Balai Karimun, yang masih kental dengan budaya
Melayunya. Roti Kirai (Roti Jala), makanan
ini sungguh-sungguh sedap. Makanan Melayu itu selalu simpel, tapi rasanya
dahsyat. Bentuknya yang unik pun, bikin kita semakin penasaran untuk menambah
terus.
Roti Jala khas Timur Tengah, bentuknya
menyerupai jala –roti ini juga disajikan
sebagai pendamping kari atau Gulai. Roti Prata, merupakan santapan yang
dapat disajikan pada saat sarapan, makan siang atau bahkan pada saat makan
malam. Roti Prata ini biasanya disajikan bersama kari atau Gulai. Mie Lendir,
tempat favorit makan mie ini adalah di dekat Pasar Sri Karimun –samping masjid, rasanya sungguh sedap.
Sebenarnya mie lendir ini awalnya populer di Tanjungpinang, namun makin lama
makin berkembang di Batam dan Karimun. Mie Siam
Kuning, mie siam ini makanan yang terbuat dari bahan mie suun, berwarna
kuning dan biasa disajikan bersama kuah tauco. Pacri Nanas, makanan
pacri nanas biasa disajikan pada saat kenduri. Masakan Melayu adalah masakan
yang penuh lemak dan berkolesterol, sehingga berkemungkinan untuk kolesterol
tinggi, dan nanas merupakan buah yang bisa mengurangi kolesterol, untuk itu
biasanya orang Melayu selalu menyajikan pacri nanas di acara-acara tertentu.
Makanan-makanan ini, harus selalu
dilestarikan. Dengan pengetahuan yang baik, kita dapat juga mengembangkan
makanan khas Karimun ini dengan memperkenalkan kepada khalayak agar lebih dapat
dikenal ke belahan dunia manapun.
***
selamat malam kami dari redaksi bidikindonesia.com,kami tertarik dengan tulisan yang anda buat,untuk itu mohon ijin kami copy paste di media kami.sblm nya kami ucapkan terimakasih
BalasHapusselamat malam kami dari redaksi bidikindonesia.com,kami tertarik dengan tulisan yang anda buat,untuk itu mohon ijin kami copy paste di media kami.sblm nya kami ucapkan terimakasih
BalasHapusTg balai Karimun, 2 tahun di sana & menjalani kehidupan di sana & ttp teringat selalu akan kenangan yg mendalam di sana meskipun sy berada di Bandung...
BalasHapus