Anak Penerima Program Kesejahteraan Sosial Anak
(PKSA)
Pengumpul Kotak Sumbangan
Profil S (13 tahun) |
Wajahnya bersih dan penampilannya rapi,
hal demikianlah yang membuat S (13 tahun), dijadikan pengumpul sumbangan
(ngamal) untuk masjid/mushola melalui kotak amal di jalanan atau kendaraan umum
sekitar Jatinegara, Jakarta Timur. Hasil yang didapatnya –setelah dibagi dua
dengan koordinator, disimpannya untuk membeli barang yang diinginkannya
atau diberikan kepada dua adiknya yang masih sekolah kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar.
Sesungguhnya, kedua orangtua S, –ayahnya
pelayan toko dan ibunya berjualan nasi uduk tidak mengijinkan anaknya untuk
“ngamal”. Tapi karena godaan mendapat uang dengan cepat dan mudah, teman sebaya
yang mengajaknya serta kurangnya asuhan orangtua/keluarga, membuat S sering bolos
dan akhirnya berhenti sekolah saat kelas 4 Sekolah Dasar.
Setelah menjadi anak binaan Yayasan
Nur Sahabat –dua tahun terakhir dan mendapat bantuan tabungan pendidikan
dari PKSA, S mulai meninggalkan aktivitas “ngamal”nya. Hal ini memerlukan kerja
keras pihak Yayasan dan Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Pendamping
untuk mendekati koordinator pengumpul sumbangan yang tidak mau begitu saja
melepas salah satu anak buahnya. Kini S rajin mengikuti bimbingan belajar
melalui PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mayarakat) di Yayasan untuk meneruskan sekolahnya
dan berharap bisa mengikuti ujian Kejar Paket A.
Sebagai catatan:
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak
dalam bidang pendidikan. PKBM ini masih berada di bawah pengawasan dan
bimbingan dari Dinas Pendidikan Nasional. PKBM ini bisa berupa tingkat desa
ataupun kecamatan. Untuk mendirikan PKBM bisa dari unsur apapun oleh siapapun
yang tentunya telah memenuhi syarat-syarat kelembagaan antara lain: 1. Akta
Notaris 2. NPWP 3. Susunan Badan pengurus 4. Sekretariat 5. Ijin Operasional
dari Dinas Pendidikan Kab/kota.
Kejar Paket A
merupakan bagian dari Program Pendidikan Kesetaraan. Pendidikan Kesetaraan
adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang
meliputi Kelompok Belajar (Kejar) Program Paket A setara SD/MI, Program Paket B
setara SMP/MTs, dan Program Paket C setara SMA/MA yang dapat diselenggarakan
melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM), atau satuan sejenis lainnya.
Trauma Masa Kecil
Profil R (7 tahun) |
Disaat anak-anak sebayanya bermain
dengan riang gembira, R (7 tahun) hanya berdiri melihatnya. Dari tatapan
matanya, tampak ada keinginan untuk ikut bermain, tapi hal itu tidak
dilakukannya. Sifat menyendirinya, menurut Melda –Sakti Peksos Pendampingnya,
disebabkan trauma saat kecil. R pernah jatuh dan masuk ke ember penuh air
panas, beruntung tidak ada luka serius, tapi kejadian itu membuat R jadi shock
dan pendiam. Dibanding anak-anak yang lainnya, daya tangkap R sedikit agak
lambat. Hal ini mungkin disebabkan pemenuhan gizi saat ibunya hamil, sangat
kurang. Pekerjaan orangtuanya, D dan N sebagai pemulung, tidak bisa
memenuhinya. Perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya yang sibuk bekerja
tidak didapatkannya, R dan kakaknya, Y (9 tahun), menghabiskan waktu dengan
bermain bersama anak-anak kolong jembatan lainnya, mengemis dan mengamen di
jalanan.
Sebagai anak penerima PKSA –R yang
masih kelas 1 SD dan kakaknya kelas 3 SD dibawah binaan Yayasan Nanda
Dian Nusantara, R dan anak-anak kolong jembatan itu mulai meninggalkan
jalanan dan kembali bersekolah. Mereka menerima bantuan: makanan bergizi,
alat-alat sekolah, belajar mengaji dan bimbingan belajar khusus, untuk
membantu R di sekolah tiap hari Senin dan Kamis bersama dengan anak-anak
lainnya penerima PKSA di sekitar kolong jembatan Jelambar, Jakarta Barat.
Sakti Peksos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar